02 May 2025

Get In Touch

Ekspor Baterai Isi Ulang Korea Selatan Meningkat Tajam

Ilustrasi - Produksi baterai lithium untuk mobil listrik ramah lingkungan (Ant)
Ilustrasi - Produksi baterai lithium untuk mobil listrik ramah lingkungan (Ant)

[JAKARTA] Lenteratoday -Korea Selatan mendapatkan keuntungan dengan semakin bertumbuhnya kendaraan elektrik di dunia otomotif global. Ekspor baterai isi ulang mereka mengalami kenaikan tajam secara berturut-turut.

Menurut data dari kementerian industri dan Asosiasi Industri Baterai Korea, pengiriman baterai isi ulang ke luar negeri mencapai 7,2 triliun won (setara dengan Rp91,8 triliun) tahun lalu, naik 2,9 persen dari tahun sebelumnya.  

Mengutip Kantor Berita Yonhap, Senin (18/1/2021), ekspor baterai isi ulang meningkat selama lima tahun berjalan pada tahun 2020 dan angka itu mencetak rekor baru.

Produksi baterai isi ulang di ekonomi terbesar keempat di Asia itu juga melonjak sebanyak 20 persen dalam satu tahun menjadi 23,3 triliun won pada tahun lalu, dengan permintaan domestik membengkak sebanyak 11,6 persen menjadi 5,3 triliun won.

Ekspor cepat tahun lalu naik tajam karena baterai lithium-ion yang digunakan dalam kendaraan listrik (EV), telah menyumbang sebagian besar output baterai isi ulang.

Ekspor baterai lithium-ion melonjak 10,6 persen dalam satu tahun menjadi 1,3 triliun won pada tahun lalu, dan permintaan domestik juga meningkat karena produksi EV lokal melonjak hampir 34 persen.

Ekspor tersebur memenuhi pangsa pasar global gabungan dari tiga pembuat baterai isi ulang utama Korea Selatan - SK Energy Solution, Samsung SDI dan SK Innovation - melonjak menjadi 34 persen pada akhir November tahun lalu, naik dari 16 persen pada 2019 .

Pengamat pasar melukiskan prospek cerah untuk industri baterai isi ulang domestik karena permintaan global terkait kebijakan ramah lingkungan di negara-negara besar.

Pengiriman baterai isi ulang Korea Selatan ke luar negeri meningkat 5,7 persen menjadi 7 miliar dolar AS pada tahun ini.

Produksi tersebut akan melonjak 32 persen menjadi 31 triliun won. Permintaan domestik kemungkinan akan melonjak 24,1 persen menjadi 5,5 triliun won mengikuti tren kendaraan EV baru (Ant).

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.