19 April 2025

Get In Touch

Ekonomi Jatim: Bangkit dari Fase Kontraksi, Menuju Lebih Produktif dan Aman Covid-19

Ekonomi Jatim: Bangkit dari Fase Kontraksi, Menuju Lebih Produktif dan Aman Covid-19

SURABAYA (Lenteratoday)-Perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada triwulan III 2020 merupakan titik balik dari fase kontraksi akibat pandemi Covid-19. Menurut survei Indopol, kepercayaan masyarakat pada Pemprov Jatim dalam mengatasi Covid-19 menjadi landasan masyarakat dan dunia usaha untuk mulai menggerakkan laju ekonomi yang tentunya sesuai protokol kesehatan. Kabar baiknya, semua indikator perekonomian Jatim menunjukkan tren positif.

Kebijakan dan langkah konkret di bidang kesehatan dan ekonomi mampu menggerakkan ekonomi Jatim tumbuh positif pada triwulan III 2020. Secara triwulanan (q to q) pertumbuhan ekonomi Jatim tumbuh 5,89% sehingga kontraksi pertumbuhan ekonomi tahunan (y on y) Jatim tereduksi menjadi -3,75%.

“Kinerja perekonomian Jatim sudah on the track sesuai arahan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa,” ujar Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, M.Si.

Perkembangan informasi yang dirilis oleh BPS Jatim pada bulan Desember 2020 menunjukkan indikator tersebut. Tingkat inflasi Jatim pada November 2020 masih terkendali dengan capaian bulanan 0,26 (mtm), tahunan 1,5% dan kumulatif 0,98 (ctc). Capaian inflasi yang rendah dan terkendali pada tahun ini disebabkan oleh penurunan tekanan kelompok barang yang diatur pemerintah, rendahnya fluktuasi harga kelompok volatile food, serta penurunan inflasi core akibat penurunan permintaan domestik.

Indikator lain, ekspor Jatim pada November 2020 mengalami peningkatan 2,07% daripada bulan Oktober yaitu dari USD 1,59 miliar menjadi USD 1,62 miliar. Di sisi lain impor mengalami peningkatan signifikan sebesar 23,69% dibandingkan Oktober yaitu dari USD 1,44 miliar menjadi USD 1,78 miliar. Kinerja ekspor-impor bulan Oktober-November mengindikasikan, industri di Jatim mulai meningkatkan produktivitasnya.

Perkembangan yang menggembirakan juga terlihat dari kinerja UKM/IKM, dimana pada masa pandemi ini, terdapat beberapa IKM/UKM yang melakukan eksport, sebagai contoh : Oesing Craft – Banyuwangi yang pada tahun 2019 difasilitasi Biro Perekonomian untuk mengikuti kegiatan Promosi di Korea Selatan, Pada awal November 2020 telah melakukan ekspor ke Korea Selatan sebanyak 4 Kontainer dan pada akhir November 2020 ekspor ke Jepang 1 container. Demikian juga IKM Pak Hantono, Perajin Rotan dan Bambu dari Menganti – Gresik, senilai Rp. 1,6 M dengan tujuan Korea Selatan, Belanda dan Taiwan.

Sektor pariwisata juga menunjukkan perkembangan positif, meskipun belum bisa dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang di Jatim mengalami peningkatan dari 32,56 pada September menjadi 42,09 pada Oktober.

“Komitmen dan kesadaran terkait protokol kesehatan menjadi satu kewajiban yang harus dilakukan seiiring dengan berbagai perkembangan positif tersebut, agar tetap berwisata namun aman Covid-19,” katanya.

Sementara, di tengah kondisi pandemi Covid-19, Pemprov Jatim tidak mengesampingkan upaya peningkatan pembangunan manusia. Hal tersebut terlihat dari IPM Jatim pada tahun 2020 yang meningkat 0,30% dari pada tahun 2019 yaitu dari 71,50 menjadi 71,77.

Peningkatan tertinggi terjadi pada indikator pendidikan yakni rata-rata lama sekolah (RLS) yang timbuh 2,50% yang diiringi dengan harapan lama sekolah (HLS) yang tumbuh 0,23%, indikator kesehatan yang ditunjukkan dengan umur harapan hidup yang tumbuh 0,17%, sedangkan disisi lain pengeluaran per kapita/tahun mengalami penurunan 1,18% akibat dampak pandemi covid-19.

“Perkembangan data tersebut semakin memperkuat indikasi bahwa ekonomi Jatim telah bangkit dari fase kontraksi dengan protokol kesehatan yang berlaku. Adaptasi ekonomi Jatim untuk patuh pada protokol kesehatan, akan mendorong ekonomi Jatim semakin produktif dan aman Covid-19,” katanya.(adv)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.