
Surabaya – Pertanian di Jatim menghadapi tantangan yangcukup besar. Padahal, Jatim menyandang status sebagai lumbung pangan nasional. Jikatantangan tersebut tidak terpecahkan, maka produksi pangan di Jatim bakal terusmenyusut.
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim,Pranaya Yudha, dalam diskusi publik tentang regenerasi petani yang digelarBadan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam Jawa Timur di Surabaya, Senin(16/12) sore, mengungkapkan tantangan pertanian yang pertama adalah regenerasipetani.
Maka, regenerasi petani dalam beberapa dekade kedepan harustetap terjaga, mengingat, besarnya potensi hasil pertanian di Jatim. Ketua DPDAMPI Jatim ini menandaskan persoalan hulu sektor pertanian di Jatim yaitu minimnyaregenerasi petani. Hal ini dipicu rendahnya nilai tambah petani (NTP) sehinggaanak muda enggan bertani karena hidupnya sulit sejahtera atau berkecukupan.
"Inilah tantangan terberat sektor pertanian di Jatim.Jika seluruh stakeholder abai tentu mempertahankan status lumbung pangannasional juga akan sulit," jelasnya Pranaya katanya.
Ia menyampaikan, bahwa Provinsi Jawa Timur dikenal sebagailumbung pangan nasional karena banyak produk pangan yang dihasilkan dariprovinsi ujung timur Pulau Jawa. Namun status tersebut bisa saja hilang dalamkurun waktu yang tidak lama, jika tantangan yang dihadapi sektor pertanian dipandang sebelah mata, bahkan diabaikan oleh pemerintah dan stakeholder terkait.
Tantangan selanjutnya adalah alih fungsi lahan pertanian. "Alihfungsi lahan pertanian di Jatim rata-rata 1000 hektar pertahun sehinggapenyusutan lahan pertanian pasti berdampak pada produksi," ujar politisimuda asal Fraksi Partai Golkar.
Terkait dengan hal itu, dia berharap pemerintahkabupaten-kota, bisa menjaga dan melestarikan lahan pertanian berkelanjutandengan penguatan perda RTRW kabupaten/kota. "Kunci alih fungsi lahanpertanian itu ada di daerah, kalau aturan ditegakkan walaupun pemilik lahanberganti tapi fungsinya akan tetap," kata Pranaya.
Selanjutnya, harus ada mekanisasi dan inovasi produkpertanian yang segera dilakukan untuk mempertahankan Jatim sebagai lumbungpangan nasional. Disisi lain, lanjut Pranaya pihaknya juga mendorong PemprovJatim mewujudkan BUMD Pangan. Tujuannya adalah penyerapan hasil produksipertanian Jatim supaya bisa lebih maksimal, mengatur stabilitas harga komoditaspokok, dan pasar dengan serapan dan operasi pasar, membantu pemasaran produkpertanian.
"Langkah-langkah tersebut jadi bagian pentingmeningkatkan NTP dan kesejahteraan petani, sehingga regenerasi petani bisatumbuh dan alih fungsi lahan pertanian bisa diminimalisir," pungkasnya.(ufi)