
Blitar - Keberadaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Savitri Indah merasa dianaktirikan oleh Pemkab Blitar, karena tidak ada dukungan modal dan pembinaan.
Hal ini disampaikan Direktur Savitri Indah, Miftahul Huda setelah setahun menjabat, mengaku kesulitan membenahi kinerja BUMD yang sempat vakum sejak 2012 ini. "Sejak dilantik sampai sekarang, baru dibahas mengenai perubahan perda dari Perusda menjadi Perumda," ujar Huda.
Dijelaskan Huda dengan statusnya sesuai dengan SK sebagai direktur bukan direktur utama, membuat Huda kesulitan melakukan restrukturisasi organisasi. "Kalau saya direktur utama, saya bisa mengangkat direktur untuk membantu mengelola BUMD ini," jelasnya.
Huda mengaku sudah mengajukan upaya untuk meningkatkan pendapatan, melalui surat resmi meminta 5% pekerjaan cetakan dari seluruh OPS lingkup Pemkab Blitar. Tapi sampai sekarang tidak ada tanggapan, apakah diterima atau ditolak. "Bahkan pengajuan anggaran untuk renovasi kantor sebesar Rp 200 juta, juga dipingpong," paparnya.
Memang secara fisik bangunan Kantor Perumda Savitri Indah di Jl. Anjasmoro Kota Blitar terlihat memprihatinkan, bangunan tua peninggalan jaman Belanda. Kondisi kayu banyak yang lapuk rawan ambruk, demikian juga jaringan listriknya sudah membahayakan.
Saat ini Perumda Savitri Indah memiliki dua bidang usaha, yaitu Percetakan Soenanto dan Apotik Ismangil. Namun karena peralatan percetakannya manual dan kuno, hanya bisa mengerjakan cetakan kelas offset. "Hanya bisa mengerjakan cetakan satu sisi, seperti map, nota dan amplop," ungkapnya. Sementara pendapatan terbesar dari Apotik Ismangil, dengan rata-rata pendapatan sebulan sekitar Rp 4-5 juta.
Perlakuan ini berbeda dengan dua BUMD milik Pemkab Blitar lainnya, yakni BPR Hambangun Artha Selaras dan PDAM. Baik dari fasilitas kantor, sampai permodalan.
Secara terpisah Bupati Blitar, Rijanto yang juga selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) yang berwenang memutuskan penyertaan atau penanaman modal pada BUMD, justru mempertanyakan kinerja direktur Savitri Indah. "Seharusnya jemput bola, jangan menunggu saja," kata Rijanto.
Karena sebagai direktur, seharusnya secepatnya bekerja bersama direksi untuk membenahi Savitri Indah. "Karena nanti akan dimintai pertanggungjawaban kinerja," tegasnya.
Diakui Rijanto jika pihaknya pernah bertemu dengan Huda, disampaikan beberapa rencana pengembangan usaha diantaranya usaha pasir. "Tapi sampai sekarang belum ada realisasinya," imbuh pria yang dikabarkan akan maju lagi menjadi bupati periode kedua. (ais)