
Di kala sektor wisata nasional anjlok akibat hantaman keras wabah Covid-19 yang masuk Indonesia sejak awal Maret 2020, berbeda dengan Selo Tirto Giri (Setigi). Wisata bekas tambang dan tempat sampah ini justru tumbuh mengantarkan Desa Sekapuk, selaku pengelola sebagai "Desa Miliader" serta mendapatkan sejumlah penghargaan bergengsi. Ini tak lepas dari jaminan pencegahan penularan Covid-19 yang diberikan pengelola melalui ketatnya penerapan protokol kesehatan.
OLEH: ASEPTA YOGA PERMANA
GRESIK merupakan satu dari tiga daerah di Jawa Timur yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 3 (tiga) jilid. Masyarakat dipaksa #DiRumahAja, praktis hampir semua sektor kehidupan terhantam keras wabah Covid-19.
Namun, di kala sejumlah sektor mengalami perlambatan, wisata Setigi yang ada di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik justru tumbuh pesat. Banyak dikunjungi wisatawan, warga Gresik maupun luar kota.
Ini semakin terlihat saat Pemerintah menetapkan New Normal sejak awal Juni lalu.
"Kami berupaya keras memberikan jaminan pencegahan penularan Covid-19 bagi pengunjung Setigi dengan ketat menerapkan protokol kesehatan. Sehingga wisatawan tidak perlu was-was datang ke Setigi," ujar Abdul Halim, Kepala Desa (Kades) Sekapuk.
Tidak bisa dipungkiri, masyarakat Gresik dan sekitarnya merasa jenuh berdiam diri di rumah. Apalagi PSBB ditetapkan pemerintah selama sebulan lebih. Masyarakat yang jenuh #DiRumahAja butuh refreshing, namun di sisi lain mereka takut adanya penularan Covid-19.
Kondisi inilah yang ditangkap sebagai peluang bagi Kades Sekapuk, dimana jaminan "bebas" Covid-19 ditawarkan bagi wisatawan. Pengunjung wajib lolos cek suhu tubuh dengan menggunakan thermo gun. Pengunjung "haram" hukumnya melepas masker, wajib cuci tangan dan menjaga jarak atau physical distancing. Ini sesuai dengan Peraturan Bupati (Perbup) Gresik Nomor 22 Tahun 2020 tentang Pedoman Masa Transisi Menuju Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi.
"Kami memiliki tim yang senantiasa mengingatkan jika ada pengunjung mulai tidak mematuhi protokol tersebut," tandas Abdul Halim.
Berkat jaminan ini pula yang menjadikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar puncak Hari Anak Nasional (HAN) di Setigi akhir Juli lalu.
Di wisata lain sepi kunjungan, Setigi yang Instagramable ini mampu mengubah Desa Sekapuk dari desa miskin pada tiga tahun lalu menjadi "Desa Miliader".
"Kami bersyukur bisa bangkit dari keterpurukan di tengah serangan pandemi Covid-19 menjadi Desa Miliarder," kata Abdul Halim.
Kini pendapatan desa tembus Rp 4 miliar dalam setahun. Berkat pendapatan tersebut Pemerintah Desa membeli sejumlah fasilitas.
Selama ini belum ada kepala desa di Kabupaten Gresik naik mobil operasional setingkat Gubernur Jawa Timur. Pemerintah Desa Sekapuk juga membeli tiga mobil operasional lainnya, serta mobil ambulans standar Covid-19.
Dana desa juga dipakai untuk membeli 56 unit sepeda listrik, yang dipakai anak-anak untuk sekolah. Desa ini juga mempekerjakan sekitar 700 orang warga yang semula pengangguran.
Prestasi ini yang menjadikan Setigi mendapatkan sejumlah penghargaan. Diantaranya "Indonesian the Most Potential Destination Award 2020" kategori "The Best Potential Destination On Artificial". Penghargaan yang diselenggarakan oleh 7 Media Asia ini diterima langsung oleh Kades Sekapuk Abdul Halim di Bali, Jumat (23/10).
Sementara itu, Komandan Kodim 0817/Gresik Letnan Kolonel Inf Taufik Ismail mengapresiasi kinerja Abdul Halim yang berhasil memulihkan perekonomian warga di tengah pandemi melalui sektor pariwisata.
"Luar biasa! Saya benar-benar salut atas kerja keras Pak Kades bersama warganya yang berhasil mengubah tempat pembuangan sampah menjadi objek wisata. Bahkan, dari obyjk wisata Setigi ini, Pak Kades berhasil memulihkan keterpurukan ekonomi di tengah pandemi," ujarnya.
Dandim juga menyampaikan imbauan agar tetap menegakkan protokol kesehatan di area wisata Setigi. Bagaimana pun juga, hingga saat ini wabah Covid-19 masih ada di sekitar.
"Kami meminta kepada Pak Kades selalu pengelola wisata Setigi untuk tetap mengutamakan protokol kesehatan. Para pengunjung wajib mematuhi 3 M, yakni wajib memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak saat berada di area wisata," imbaunya.(*)