
Blitar - Ribuan siswa TK, SD dan SMP di Kota Blitar batal mendapat bantuan seragam sekolah gratis seperti tahun - tahun sebelumnya, karena dibatalkannya proses pengadaan akibat kesalahan menulis jenis kain, sehingga proses tender gagal.
Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Blitar, Didit Rahman Hidayat mengatakan bantuan seragam gratis untuk siswa TK, SD dan SMP tahun ini gagal dilaksanakan, karena proses pengadaanya dibatalkan. "Akibat adanya kesalahan adminitrasi, yang dilakukan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pendidikan Kota Blitar saat menginput data," ujar Didit.
Didit menjelaskan dalam proses tender PPK menghimpun beberapa jenis kain, ada spesifikasi yang tidak sesuai dengan Perwali No 39 Tahun 2020 tentang pakaian seragam. "Seharusnya kode kain bahan seragam yang dimaksud jenis kain TD, namun ketika diinput yang dimasukan jenis kain NE," jelasnya.
Diungkapkan Didik meskipun hanya kesalahan menulis atau menginput kode kain, tapi setelah dikonsultasikan dengan ahli kain ternyata itu berpengaruh. Sehingga proses tender seragam gratis tersebut tidak bisa dilanjutkan, atau digagalkan dari pada menimbulkan masalah. "Sebenarnya ada jalan keluar dengan melakukan tender ulang, namun dengan sisa waktu akhir tahun anggaran hanya 2 bulan tidak cukup. Karena proses tender ulang, dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan," ungkapnya.
Adapun jumlah siswa yang akan mendapat bantuan seragam sekolah gratis tersebut terdiri dari siswa TK sebanyak 500 siswa, SD kelas 1 dan 4 sebanyak 2.675 siswa dan SMP sebanyak 1.850 siswa. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 2,75 miliar untuk tahun 2020, jumlah ini meningkat hampir Rp 1 miliar dibanding tahun 2019 lalu yang hanya Rp 1,8 miliar. Karena adanya tambahan untuk siswa kelas 4, serta seragam pramuka untuk murid TK A dan TK B.
Ditandaskan Didit karena gagalnya pengadaan seragam sekolah gratis ini, pihaknya telah melaporkan ke PJs Walikota Blitar. "Kami sudah berkirim surat ke walikota, agar pengadaan seragam gratis tahun ini dilaksanakan dobel dengan tahun depan," tandasnya.
Disinggung keterlambatan pengadaan seragam sekolah gratis 2 tahun terakhir, dari hasil evaluasi ditambahkan Didit karena diberikan dalam bentuk pakaian seragam jadi.
Sehingga proses pengadaannya, baru bisa dilakukan setelah siswa masuk tahun ajaran baru. "Selain itu harus mengukur masing-masing siswa, untuk penjahitan seragam. Kalau sebelumnya bantuan seragam diberikan berupa kain, proses pengadaannya bisa dilakukan di awal tahun," pungkasnya. (ais)