19 April 2025

Get In Touch

Pentingnya Mencuci Tangan, Virus Corona Bertahan di Kulit Manusia Selama 9 Jam

Hari Cuci Tangan Sedunia diperingati setiap 15 Oktober. Praktik sederhana ini untuk menangkal kuman dan infeksi penyakit (iStock)
Hari Cuci Tangan Sedunia diperingati setiap 15 Oktober. Praktik sederhana ini untuk menangkal kuman dan infeksi penyakit (iStock)

VirusCovid-19 tetap aktif pada kulit manusia selama sembilan jam, menurut temuanpara peneliti Jepang.

Temuan itumenunjukkan pentingnya  sering mencuci tangan untuk memerangi pandemiCovid-19.

Menurutpeneliti, patogen yang menyebabkan flu bertahan di kulit manusia selama sekitar1,8 jam sebagai perbandingan, demikian kata penelitian yang diterbitkan bulanini di jurnal Clinical Infectious Diseases dilansir dari Strait Times.

"Sars-CoV-2yang bertahan hidup selama sembilan jam (jenis virus yang menyebabkan Covid-19)pada kulit manusia dapat meningkatkan risiko penularan kontak dibandingkandengan IAV (virus influenza A), sehingga mempercepat pandemi," katanya.

Tim penelitimenguji kulit yang dikumpulkan dari spesimen otopsi, sekitar satu hari setelahkematian.

Baik virusCovid-19 dan virus flu dinonaktifkan dalam waktu 15 detik dengan menggunakanetanol, yang digunakan dalam pembersih tangan.

"Sars-CoV-2yang bertahan lebih lama pada kulit meningkatkan risiko penularan kontak;namun, kebersihan tangan dapat mengurangi risiko ini," kata studitersebut.

Studitersebut mendukung pedoman Organisasi Kesehatan Dunia untuk mencuci tangansecara teratur dan menyeluruh untuk membatasi penularan virus, yang telahmenginfeksi hampir 40 juta orang di seluruh dunia sejak pertama kali muncul diChina akhir tahun lalu.

LenteraToday edisi kemarin (Senin,19/10/2020) memberitakan, otoritas PengendalianPenyakit China mengatakan kontak dengan kemasan makanan beku yangterkontaminasi oleh virus corona mungkin dapat menyebabkan infeksi.

Penemuanyang pertama di dunia ini menunjukkan kemungkinan virus ditularkan dari jarakjauh melalui barang beku.

Hasil daripenelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China mendeteksidan mengisolasi virus corona hidup pada kemasan luar dari makanan beku.

Sebanyak dua pekerja dermaga di Qingdao yang awalnya didiagnosis sebagaiinfeksi tanpa gejala pada September membawa virus itu ke rumah sakit selama karantinakarena disinfeksi dan perlindungan yang tidak memadai. Kondisi ini menyebabkan12 infeksi lain terkait dengan rumah sakit tersebut.

Tapi, Ahlivirologi dan profesor di Universitas Hong Kong, Jin Dong-Yan, menyatakan,pernyataan terbaru CDC Cina tidak menunjukkan bukti kuat atas kasus itu.

Dia menjelaskan masih terdapat pertanyaan tentang dua pekerja di Qingdao tertular virus dari kemasan secara langsung, bukannya tertular virus dari tempat lain dan kemudian mencemari kemasan makanan yang mereka tangani. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Selasa, 20/10/2020) -Ist.

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.