13 April 2025

Get In Touch

Sulap Limbah B3 Jadi Beton, Dosen ITS Juarai Research Award

Sulap Limbah B3 Jadi Beton, Dosen ITS Juarai Research Award

Surabaya – Limbah abu batubarayang tergolong sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ternyataditangan Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr Eng Januarti JayaEkaputri ST MT menjadi bahan yang berguna. Dosen perempuan ini menyulap limbahtersebut menjadi beton yang ramah lingkungan.

Hasil penelitian itupun akhirnya mengantarkannya meraih juara pertama dalam ajang Mining and Minerals Industry Institute(MMII) Research Award Competition2019 di Four Seasons Hotel, Jakarta, Rabu (27/11) lalu.

Perempuan yang akrab disapa Yani ini mengakui,inovasi yang dikembangkannya tersebut tidak mudah dilakukan. Pasalnya, regulasidari pemerintah menyatakan kalau sebagian limbah dari industri merupakan B3.Sehingga tantangan untuk meningkatkan inovasi ini dari skala laboratoriummenjadi skala industri juga semakin besar.

Limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalahlimbah abu batubara baik itu fly ashmaupun bottom ash. Yani menyebutkan,sebenarnya limbah tersebut tidak beracun. “Akan tetapi pemerintah menetapkansebagai limbah B3,” tuturnya.

Selain akan bermanfaat untuk industri, menurut Yani,inovasi tersebut juga memiliki efek positif bagi pemerintah. “Kita bisahabiskan seluruh limbah industri dengan memasukkannya ke dalam semen untukmembuat beton ramah lingkungan,” ungkap dosen Departemen Teknik Sipil ITStersebut.

Kemudian untuk meningkatkan kekuatan daya tekanbeton dan produksinya yang prima, Yani juga memasukkan bakteri ke dalamnya. DikatakanYani, bakteri tersebut juga dapat hidup dan berkembang di dalam beton yangramah lingkungan ini.

Dijelaskan Yani lebih lanjut, bakteri berperan dalambeton dengan cara bereaksi dengan kapur terlarut dalam beton menjadi CaCO3(calcite) yang mengisi pori-pori dalam beton, sehingga beton menjadi padat.Beton yang mengandung limbah biasanya rapuh, tapi dengan ditambahi bakteri bisamenjadi kuat dan bersifat positif. “Bahkan bisa menyembuhkan retak pada beton,”ungkapnya.

Proposal penelitian yang berjudul SIBELHIJAU: Inovasi Produk Beton RamahLingkungan dengan Kandungan Mikroba Terkapsulasi dalam Limbah B3 tersebut jugasebagai bukti kepada pemerintah bahwa Indonesia memiliki infrastruktur yanglebih baik dan bermanfaat. “Sehingga kita menjadi bangga menjadi masyarakatIndonesia,” tandasnya.

Selain dari ITS, terdapat pula peneliti juara keduadari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI) yangmeraih juara ketiga. Sebelumnya, kompetisi ini diikuti 124 proposal, hinggadiseleksi menjadi 25 proposal unggulan. Selanjutnya menjadi 10 finalis danakhirnya ditetapkan lima grand finalis. (ufi)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.