22 April 2025

Get In Touch

Jangan Paksa Belajar, Biarkan Anak Bermain

Jangan Paksa Belajar, Biarkan Anak Bermain

Oleh: Farid Firmansyah*

Jangan terburu senang saat melihat anak Anda pada usia 3 tahun sudah mahir membaca, menulis , ataupun berhitung. Karena kepandaian tersebut bisa membuat anak jenuh dikemudian hari. Tepatnya ketika materi tersebut mulai disampaikan pada saat sekolah dasar.

Perkembangan jaman yang pesatmemang seolah membuat kita wajib mengikutinya. Karena itu, waktu bermain anak-anak sering dirampas, lalu diganti dengan seambrek kegiatan belajar. Mulai les musik, les bahasa, hingga les kumon.

Belajar beragam hal sejak dini memang lebih cepat diserap anak dibandingkan saat usia remaja. Namun, kecenderungan ini tidak selamanya baik untuk anak, karena bisa saja yang terjadi adalah sebaliknya. Yakni anak justru jenuh. Ketika kejenuhan sudah muncul, anak akan malas

Apalagi pendidikan sekarang bisa dimulai sejak usia 2 tahun. Seperti memasukkan anak dalam kelompok bermain (KB )serta pos PAUD terpadu (PPT). Tidak masalah memasukkan anak ke KB atau PPT. Namun tetap jangan pernah menuntut mereka untuk bisa menulis, membaca atau berhitung.

Belajar dalam PPT jauh berbeda saat belajar di TK atau SD, pengajaran untuk anak usia dini cukup dengan bermain. Nah, disinilah dituntut untuk memodifikasi pengajaran supaya lebih menyenangkan. Yakni dengan cara membuat pengajaran melalui permainan yang bertema. Seperti meronce serta mengenal lingkungan sekitar dengan alat peraga. Kegiatan bermain sambil belajar inilah yang ampuh merangsang motorik halus dan motorik kasar anak. Tanpa harus bisa mengenal huruf dan abjad. Baru di TK inilah anak-anak boleh dikenalkan huruf.

Tidak bisa dipungkiri kondisi anak-anak yang semakin dituntut untuk menonjol. Hingga materi dalam sekolah dasar sekarang pun tidak lagi belajar membaca melainkan langsung ke materi. Kekhawatiran inilah yang membuat orang tua cenderung membuat kegiatan untuk anak-anaknya.

Namun, ia mengingatkan dalam sebuah pembelajaran tumbuh kembang anak haruslah bertahap. Tidak boleh langsung diberondong. Anak pasti bisa jika memang dipaksakan, namun emosinya akan terganggu dikemudian hari.

Misalnya, pada usia 6 tahun tepat mengajarkan anak untuk membaca dan menulis. Di sisi lain, bila anak sudah mahir itulah yang akhirnya membuat anak jenuh dan malas karena sudah pernah mempelajarinya. Itu juga karena kebutuhan bermain anak masih kurang.

Sehingga, saat usia anak 9 tahun dan tidak bisa membaca, menulis atau berhitung adalah hal yang lumrah. Tumbuh kembang masing-masing anak yang berbeda, ini juga sangat kurang diperhatikan. Karena anak -anak tidak dianggap pintar kalau belum bisa membaca, menulis maupun berhitung. Masih banyak kecerdasan lainnya yang harus diperhatikan.

Salah satunya adalah kemampuan bercerita, menggambar dan olah raga. Semua merupakan bagian dari kecerdasan. Hasil observasi saya, anak yang lama dalam menyelesaikan tugasnya itu belum tentu tidak bisa.


*Guru SD Muhammadiyah 4 Surabaya I Penulis buku creative parenting

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.