
Surabaya - Beberapa hari lalu, Pemerintah Kota Surabaya merencanakan bedah rumah milik nenek Yami berusia 82 tahun yang tinggal di Jalan Mojo Kidul nomor 115, Surabaya. Keluarga sang nenek pun menyambut gembira rencana Pemkot tersebut.
Suroso anak ke dua dari nenek Yami mengaku sempat keget ketika rumahnya didatangi pegawai dari Dinas Sosial Kota Surabaya.
“Kemarin kan ditanyain itu dibantu, ibu bilang gapapa kalau dibantu kan memang rumahnya rusak. Tau-tau di pasar Pacar Keling disusul. Kaget banyak orang, rumahnya mau diperbaiki. Ga pernah nyangka ibu,” katanya, Rabu (30/9/2020).
Pria yang kesehariannya bekerja sebagai linmas bercerita bahwa ibunya berkali-berkali mengeluhkan kondisi rumah yang rusak. Akan tetapi apa daya dengan keterbatasan penghasilan belum mampu mengabulkan keinginan ibunya untuk merenovasi rumah.

“Tiap hari kalau pulang dari pasar itu kan di rumah sama saya, namanya ibu sama anak ya gimana mas. Doakan saja dapat kerjaan yang enak supaya bisa perbaiki rumah. Saya sekarang jaga bayaran 600 ribu kan bingung mikir anak sama istri juga,” ujarnya.
Suroso bercerita bahwa keseharian ibunya adalah jualan di pasar pacar keling. Berangkat jam 01.00 WIB pulang jam 09.00 WIB pagi. Padahal jualan di pasar sering rugi.
“Logika aja pasar becaknya Rp 25 ribu malam siang Rp 25 udah Rp 50 ribu sedangkan jualan sayur untungnya ga seberapa. Tapi yang bikin sehat panjang umur. Ndak kerja sehari rasanya setahun. Tua tapi sehat. Meskipun banjir dia tetap jualan, saya juga gak tega. Saya pernah bilang 'nanti tak kasih uang' tapi ibu nolak dan bilang pingin kerja karena ada hiburannya,” jelasnya.
Untuk proses pembangunan rumah tersebut, dia mengaku belum tau. Akan tetapi tadi pagi ada tiga orang yang sudah mengecek rumahnya. “Terimakasih banyak bu Risma gaisa kehitung terimakasihnya. Ga nyangka kalau rezeki,” pungkasnya. (Ard)