17 April 2025

Get In Touch

Studi: Klaster Tempat Makan Mulai Bermunculan

Ilustrasi tempat makan atau restoran (Shutterstock)
Ilustrasi tempat makan atau restoran (Shutterstock)

Klaster tempat makan mulai bermunculan di Indonesia. Klaster inibisa jadi lebih berbahaya karena berkaitan erat dengan gaya hidup danklaster-klaster lainnya, seperti klaster keluarga.

Berdasarkanstudi @pandemictalks, klaster tempat makan bisa menyebabkan minimal tigaklaster tambahan, yaitu klaster keluarga pengunjung, klaster keluarga staftempat makan, dan klaster tempat makan itu sendiri.

Sepertiyang terjadi pada kasus klaster di Rumah Makan Rawon Nguling di Probolinggo,Jawa Timur misalnya, di mana pemiliknya yang terpapar Covid-19 menularkan jugake anaknya sehingga menyebabkan meninggal dunia.

Selain itu, dari klaster tersebut, ada 13 staf lainnya yang juga ikut terinfeksi Virus Corona.

Kasus yang terjadi di klaster tempat makan ini umumnya tak langsung terdeteksi karena tracingnya lemah. Tidak semua tempat makan melakukan pendataan pengunjung sehingga tidak bisa dilakukan pelacakan secara menyeluruh.

Selainitu, menurut studi CDC Amerika Serikat juga mencatat bahwa banyak pasienCovid-19 tercatat makan di restoran sebelum sakit.

Dari314 orang dewasa yang dites Covid-19 pada Juli lalu, CDC menemukan 154 diantaranya dinyatakan positif setelah makan di restoran, pergi ke bar, kedaikopi, atau ke pusat kebugaran.

CDCmengungkapkan berdasarkan tingkatan risikonya, tempat makan dibagi empat.Risiko rendah dari tempat makan yang berlayanan drive thru, pesan antar, danbawa pulang.

Risikosedang dari tempat makan yang memiliki area makan di luar ruangan dankapasitasnya dikurangi dengan jarak antarpengunjung 1,8 meter.

Kemudian,risiko tinggi berada di tempat makan yang seluruhnya di dalam ruangan tertutupdengan kapasitas dikurangi atau berjarak setidaknya 1,8 meter.

Sementararisiko tertinggi berada di tempat makan di dalam ruangan dengan tempat dudukyang tidak diberi jarak.

“Selainkarena melepas masker saat makan, penularan juga bisa terjadi karena virusmenempel di alat makan yang digunakan pengunjung karena tidak rutindidisinfeksi, termasuk di pembungkus makanan, uang, dan mesin kasir,” tulisFirdza Radiany, inisiator Instagram @pandemictalks beberapa waktu lalu.

Kedepan, agar tak menimbulkan klaster ini baiknya penyedia tempat makanmemastikan penerapan protokol VDJ (Ventilasi, Durasi, dan Jarak) dengan membukasemua jendela yang ada di tempat makan agar pertukaran udara lebih baik,pastikan durasi pengunjung misalnya maksimal 1 jam, dan pastikan seluruhpengunjung menjaga jarak.

Selainitu, pemilik rumah makan juga harus memastikan menerapkan aturan protokolkesehatan secara kestat terhadap pengunjung, dan mendata pengunjung untukmelakukan tracing kontak erat (Ist).

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.