
Surabaya– Konversi lahan produktif pertanian dianggap menjadi masalah yang menghantuiketahanan pangan di Jawa Timur. Untuk mengatasi itu, Gubernur Jawa TimurKhofifah Indar Parawansa meminta komitmen politik yang kuat dari pemangkukepentingan.
Khofifah menandaskan bahwa konversi lahanproduktif pertanian ditengari akibat dari pesatnya pembangunan infrastruktur didaerah sentra produksi pertanian. Selain itu, regenarasi petani dimana minat generasimuda di sector pertanian terus menurun. Kemudian juga akibat perubahan pola konsumsimasyarakat dampak dari meningkatnya standar hidup.
“Tantangan ini harus menjadi perhatian seluruhpemangku kepentingan dan butuh komitmen politik yang kuat. Tidak hanya di levelpusat, namun juga provinsi hingga bupati/walikota. Saya berharap perguruan tinggipun terus berupaya melakukan riset dan pengembangan guna meningkatkan kualitas danproduktifitas komoditas pangan,” ujarnya saat Peringatan Hari Pangan Sedunia(HPS) ke-39 di Jatim Expo , Surabaya, Selasa (19/11).
Namun demikian dia menandaskan bahwa ketahananpangan Jatim saat ini dalam posisi sangat baik, bahkan mampu menjadi tulang punggungnasional. Hal tersebut terlihat dari ketersediaan pangan seperti beras, jagung,daging, telur, susu, danikan yang berada dalam posisi surplus. “Seluruh komoditaspangan surplus, hanya kedelai dan bawang putih saja yang mengalami defisit,” kataKhofifah
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa ketersediaanberas saat ini mengalami surplus sebesar 3.727.959 ton, jagung surplus5.885.225 ton, dan gula suplus 862.621 ton. Sedangkan ketersediaan dagingsurplus 374.389 ton, telur surplus 313.811 ton, susu surplus 453.236 ton. Ketersediaanikan juga surplus 933.402 ton.
“Saya yakin dengan kerja keras seluruh pelakupertanian maka ketahanan pangan di Jatim dan Indonesia akan semakin kuat. Sehinggakita dapat mewujudkan kedaulatan pangan. Terutama dalam pemenuhan komoditas panganpokok. Provinsi lain yang masih rendah produktivitasnya harus kita topang, bahumembahu dan kerjasama dalam mewujudkan swasembada pangan nasional,” ujarnya.
Sementara itu, untuk meningkatkan nilai tambahhasil panen Pemprov Jatim, Khofifah mendorongkonsep industrialisasi hasil pertanian dengan rumus petik, olah, kemas, dan jual.Harapannya, nilai ekonomis produk pertanian tersebut dapat semakin meningkat sehinggamampu mendongkrak pendapatan petani.
Selama ini, lanjutnya, sering polanya hanyapetik dan jual. Untuk itu perlu dorongan supaya mereka melakukan pola mengolah danmengemasnya terlebih dahulu sebelum akhirnya dijual. “Cara ini memang butuh waktu,tapi hasilnya tentu jauh lebih besar. Proses pengentasan kemiskinan pun akan jauhlebih cepat,” imbuhnya. (ufi)