22 April 2025

Get In Touch

Penjelasan Dispendik Terkait Logo Banteng Saat Pembelajaran di Salah Satu TV Swasta

Penjelasan Dispendik Terkait Logo Banteng Saat Pembelajaran di Salah Satu TV Swasta

Surabaya - Beredar video pembelajar yang tayang di salah satu stasiun tv swasta dengan materi pancasila, akan tetapi dalam proses pengajaran tepat pada sila ke empat terdapat logo banteng atau logo PDIP dinilai akibat kesalahan dari pengajar.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo mengatakan karena kesalahan pengajar maka dia menandaskan tidak ada unsur apapun didalamnya.

“Jadi murni human eror karena Tidak memiliki organisasi apapun, setelah kami klarifikasi lakukan pemeriksaan terhadap bu Fita tidak ada sedikitpun aksi kesengajaan. Sebenarnya dia guru baik, IP nya 3,75 terus kemudian sudah ngajar 4 kali. Yang ketiga kali bagus. Ini memang benar-benar kesalahan. Ngajar ke 4 dia kurang konsentrasi,” ujarnya saat press conference, Rabu (9/9/2020).

Supomo bercerita bahwasanya sebenernya fita adalah guru pengganti karena memang guru yang saat itu bertugas berhalangan hadir karena sakit.

“Materi yang diberikan sebenarnya adalah materi dari buku. Karena memang ini adalah sifatnya daring jadi harus dibuat materinya dulu. Kalau memang ini adalah pembelajaran langsung mungkin murid-muridnya bisa bawa buku masing-masing,” jelasnya.

Supomo menjelaskan bahwasanya telah dilakukan evaluasi atau Quality Control (QC) sebelum dilakukan penayangan. Akan tetapi lagi-lagi dirinya menegaskan bahwa ini adalah kesalahan tidak disengaja.

“Setiap hari Sabtu melalukan evaluasi, pembekalan kepada semua guru yang akan tampil disitu, materi yang disampaikan materi buku tema kementrian pendidikan, kita tidak keluar dari konten, ngajar dia kurang konsentrasi,” jelasnya.

Nantinya, lanjut Supomo pembelajaran melalui media televisi akan dikaji kembali. Mungkin kedepan pembelajaran melui televisi tidak dilakukan secara live akan tetapi dilakukan secara typing.

“Terkait kejadian ini, mungkin lebih safetynya tidak melakukan siaran langsung, Kekurangannya tidak ada dialog langsung. Nantinya sebelum ditampilkan kami bisa koreksi materi yang sudah di rekam .
pembelajaran ini sangat dibutuhkan masyarakat sebab dalam situasi sperti ini agar tetap bisa mencerdaskan anak-anak di Surabaya,” tegasnya.

Sementara itu, Menurut Afita Nurul Aini selaku guru pengganti yang sedang ditugaskan untuk melakukan proses pembelajaran menceritakan kronologinya bahwa memang ini murni kesalahannya. Berawal dari dirinya mencari lambang dari sila ke empat akan tetapi salah memencet sehingga ini murni sebuah kesalahan.

“Benar-benar tanpa saya sengaja, memasukan gambar tidak sesuai. Awalnya saya mencari kata kunci kepala banteng. Kata kuncinya salah, salah ngeklik, karena kurangnya konsentrasi dari saya,” jelasnya.

Sementara dari pihak tv swasta, diwakili oleh Wawan Andrianto selaku Manager Marketing menjelaskan, karena Afita merupakan guru pengganti dan materi yang diberikan kepada pihaknya mepet, pihak SBO TV tidak sempat melakukan preview terhadap materi tersebut.

"Biasanya kami dapat materi satu hari sebelum live. Tapi, kemarin karena beliau adalah guru penganti jadi menyerahkan materinya mepet," kata Wawan.

Wawan pun mengungkapkan, karena live tidak bisa di-cut atau dipotong. Pihaknya sudah mengganti gambar lambang sila ke-4 tersebut dan meng-upload ulang di YouTube resmi SBO TV.

“Kami sudah ganti dan tayang di YouTube SBO TV. Nah, yang viral itu mungkin saat live direkam dan disebarluaskan," pungkasnya. (ard)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.