13 April 2025

Get In Touch

Soal Kelangkaan Solar di Jatim, Jamhadi: Pertamina Harus Sesuaikan Demand & Supply

Soal Kelangkaan Solar di Jatim, Jamhadi: Pertamina Harus Sesuaikan Demand & Supply

SURABAYA-Provinsi Jawa Timur mengalami kelangkaan BahanBakar Minyak (BBM) jenis solar akhir-akhir ini. Dari data yang diterimadikatakan per Oktober 2019, penyaluran solar sudah melebihi alokasi kuota.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Ir. Jamhadi, MBA Tim Ahli KadinJatim dalam kepemimpinan Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti menilai demand BBMsolar meningkat karena perjalanan pariwisata juga meningkat.”Masih banyak jugakendaraan pribadi yang menggunakan solar. Belum lagi kendaraan umum untuktransportasi wisata juga menggunakan BBM jenis ini,” ujarnya.

Selain itu, industry yang notabene sebagai konsumen BBM solar juga terus menggeliat kegiatan usahanya. Ini sesuai dengan dorongan pemerintah yang berharap porsi Industri Indonesia yang saat ini sekitar 19% dari PDB, bisa meningkat hingga 25% pada 5 tahun ke depan.

Menurut catatanya, kuota/alokasi solar untuk Jatim secaratotal pada 2019 sebanyak 2.092.000 kilo liter Alokasi hingga Oktober 2019sebesar 1.742.400 kilo liter, namun realisasinya sudah melebihi 1.917.800 kiloliter pada bulan Oktober. Artinya, penyaluran 3 bulan terakhir sudah mencapai215.000 kilo liter Solar per bulan

Padahal di semester I, penyaluran Solar di Jatim rata-ratamasih 175.000 kilo liter per bulan. Melihat kondisi tersebut, di terminal BBMTuban disalurkan 1.384 kilo liter solar. Jumlah tersebut sudah ditambah 23.5%dari normal yaitu 1.120 kilo liter per hari.

Namun demikian, dia berharap, penyaluran BBM bersubsidiPertamina tetap tepat sasaran. Sebab yang terjadi di lapangan hingga kini BBMbersubsidi masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat yang secara ekonomitergolong mampu.

Padahal sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191Tahun 2014, BBM tertentu termasuk Solar bersubsidi hanya diperuntukkan bagiindustri rumah tangga, usaha mikro, usaha pertanian, usaha perikanan,transportasi dan pelayanan umum, termasuk juga kendaraan pribadi dengankapasitas mesin atau CC yang kecil.

Terkait solusi, Jamhadi yang juga Direktur Kadin Institute ini mengatakan, “Pertamina harus menyesuaikan neraca demand and supply sesuai rencana pengembangun industri yang baru tersebut. Selain itu mass transportation atau transportasi masal harus diwujudkan,” katanya. Tak kalah penting adalah harus diciptakannya energy terbarukan, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA).

Jamhadi menyayangkan adanya broadcast via WA tentang hoaxkenaikan harga. Sebab, hal ini  membuatmasyarakat ikut panik dan mengantre di SPBU.

Sebelumnya, Unit Manager Communication & CSR MOR V,Rustam Aji menyatakan, Pertamina tidak melakukan pengurangan volume BBM.Namun,berdasarkan regulasi saat ini, Premium dan Solar, merupakan produk penugasan,sehingga penyalurannya harus sesuai alokasinya yang ditetapkan pemerintah.

"Kita tidak melakukan pengurangan volume BBM, tapijenis premium dan solar penyalurannya harus sesuai alokasi yang ditetapkanpemerintah," ujarnya. Menurut Rustam, kelangkaan solar di Jatim murnikarena tingginya konsumsi BBM saat ini.(*)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.