16 December 2025

Get In Touch

Chip Otak Elon Musk: Pasien Lumpuh Gerakkan Tangan Robot Pakai Pikiran

Chip Otak Elon Musk: Pasien Lumpuh Gerakkan Tangan Robot Pakai Pikiran

SURABAYA ( LENTERA ) - Chip otak Neuralink yang dimiliki oleh Elon Musk yang kini tengah memasuki tahap uji klinis diklaim bisa menggerakan lengan robot hanya dengan pikiran. Sebelumnya, chip otak ini sudah bisa digunakan untuk mengontrol ponsel dan komputer.

Salah seorang yang menjadi pasien percobaan chip otak Elon Musk ini bernama Rocky Stoutenburg, seorang dengan masalah kelumpuhan sejak tahun 2006. Pasca mengikuti program uji coba Neuralink, ia bisa menggerakkan lengan robot menggunakan pikirannya.

Ia bahkan bisa mengarahkan lengan robot tersebut ke arah wajahnya dan menciumnya.

"Para peserta dalam uji klinis telah memperluas kendali komputer digital ke perangkat fisik seperti lengan robot bantu. Seiring waktu, kami berencana memperluas jenis perangkat yang bisa dikendalikan melalui Neuralink," ucap pihak Neuralink melalui media sosial X.

Neuralink diluncurkan untuk membantu orang yang mengalami kelumpuhan menggunakan perangkat pribadi mereka dan mendapatkan sebagian mobilitas mereka, hanya dengan pikiran. Sistem ini menghubungkan sistem saraf pasien ke perangkat 'chip otak' yang dikenal sebagai brain-computer interface (BCI) yang dapat menafsirkan apa isi otak mereka.

Perangkat tersebut masih dalam tahap uji klinis, yang menguji keamanan dan fungsionalitas awal implan pada orang-orang dengan kondisi medis tertentu yang membatasi mobilitas mereka. Neuralink telah menanamkan perangkat chip otak pada 12 orang sejak Januari 2024 sampai September 2025.

Peserta pertama adalah seorang pria yang mengalami kelumpuhan akibat cedera tulang belakang, dan implan tersebut memungkinkannya bermain video game dan catur. Peserta lain memiliki cedera tulang belakang atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS), kondisi yang seiring waktu memengaruhi kemampuan seseorang menggerakkan lengan, kaki, dan tubuh.

Musk mengatakan lebih dari 10.000 orang telah mendaftar ke registri pasien Neuralink, berharap bisa berpartisipasi dalam uji coba perangkat tersebut.

Ada yang Bisa Edit Video

Sebelumnya, Brad Smith, orang ketiga di dunia yang mendapatkan chip otak atau brain-computer interface (BCI) berhasil mengedit dan menarasikan sebuah video Youtube menggunakan sinyal otaknya. Hal itu berhasil ia lakukan setelah terus mempelajari penggunaan BCI Neuralink milik Elon Musk.
Smith adalah pengidap amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau penyakit lou gehrig, sebuah kelainan neurodegeneratif progresif yang mempengaruhi neuron motorik. Hal itu membuat Smith kehilangan kemampuan bergerak termasuk berbicara, makan, bergerak, dan bernapas secara mandiri.

Melalui video yang diunggahnya di Youtube, Smit menceritakan bagaimana kehidupan sehari-harinya pasca menggunakan BCI. Ia menceritakan dirinya bisa mengendalikan kursor komputer untuk mengedit video pertamanya.

Dikutip dari Science Alert, implan seukuran lima tumpuk koin dan berisi lebih dari 1.000 elektroda dipasang di korteks motoriknya.

Smith menuturkan BCI tidak membaca pikirannya terus menerus. Cara kerjanya dengan menafsirkan sinyal otak yang menunjukkan bagaimana dan kemana ia ingin menggerakan kursor. Untuk mengendalikan kursor, ia akan menggunakan lidah untuk menggerakkan kursor dan mengatupkan rahang jika ingin meng-klik sesuatu di komputer.

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) juga digunakan untuk menciptakan suara sintetis dari rekaman suara Smith sebelum ia kehilangan kemampuan berbicara. Ini memungkinkan suara narasi yang muncul dari video sangat mirip dengan suara asli Smith.

Sebelumnya, Elon Musk sempat menghubungi keluarga Smith melalui telepon video untuk mengetahui kondisi mereka. Elon Musk mengaku senang melihat perkembangan Smith dan berharap BCI Neuralink bisa dimanfaatkan lebih jauh lagi.

"Saya harap ini bisa menjadi perubahan besar untuk Anda dan keluarga," kata Elon Musk dalam sebuah video terpisah oleh penulis biografinya, Ashlee Vance ketika berkunjung ke rumah Smith.

"Saya senang bisa menggunakan alat ini di kepala saya dan berhenti menggunakan teknologi pelacakan mata," balas Smith.

Sebelumnya Smith juga sempat mencoba teknologi pelacakan mata untuk berkomunikasi. Tapi teknologi itu terbatas pada ruangan yang gelap.

Menurut Smith, BCI Neuralink memungkinkannya untuk berkomunikasi di luar ruangan dan dalam berbagai kondisi pencahayaan. BCI yang digunakan juga memungkinnya untuk bermain video game dengan anak-anaknya.

"Butuh waktu bertahun-tahun untuk sampai di titik ini, dan saya masih sering menangis. Sangat menyenangkan memiliki tujuan besar yang lebih besar dari diri saya. Saya sangat bersemangat untuk melayani orang lain di masa depan melalui kerja ini," tandasnya.(neu,ist/dya)
 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.