16 December 2025

Get In Touch

Obituari Nawang Esthi Lestari: Pembina Silaturahmi...

Penulis (ketiga dari kiri) dan Nawang Esthi Lestari -tengah, mengenakan baju pink (Dok.Pri)
Penulis (ketiga dari kiri) dan Nawang Esthi Lestari -tengah, mengenakan baju pink (Dok.Pri)

OBITUARI (Lentera) -Ada dua hal yang paling saya ingat dari mendiang Nawang Esthi Lestari. Saya biasa memanggil 'Nel', singkatan namanya sekaligus inisial di media di mana dia berkarya: Bhirawa.

Dua itu: kemurahan hatinya dan jokes (guyonan) sederhana, nyeplos begitu saja yang bikin kawan-kawannya kemekel.

Orang Jawa bilang, Nel ini bloboh, nyah-nyoh. Kebaikan hatinya sudah di tahap 'kebangeten'. Saya yakin, yang pernah bergaul tak ada yang membantah hal ini. 

Di luar yang saya tahu, saya lihat tentang kemurahannya tak terhitung. Jangan ditanya dengan keluarga atau kerabatnya, atau teman-temannya yang banyak dia bantu.

Kepada orang tak dia kenal sekalipun, ia sat-set, gampang iba. Dia melakukan dalam kondisi ekonominya sangat prima maupun saat menurun.

Rumahnya dikenal jadi jujugan keluarga dari luar kota hingga sebagai tempat tinggal sementara keponakan²nya yg melanjutkan sekolah.

Sebagai sama-sama alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), sama-sama insan pers, sama-sama pernah (istilahnya) menjadi 'dharma wanita' SCTV tersebab para suami satu divisi di stasiun televisi swasta tersebut,.

Kami kian akrab. Nyaris setiap hari  bertemu.

Ketika saya pensiun, sementara dia masih aktif. Bahkan naik jabatan di kantornya sebagai direktur, sampai purna tugas Juni 2024.

Silaturrahmi tetap kami jaga dengan bertemu setiap hari Jumat bersama rekan-rekan pers wadon (baca: wanita) lainnya. Nel lah yang selalu menginisiasi pertemuan-pertemuan itu.

Pada saat Zoes Heri Bastati cerita menuntun Nel di reuni lintas angkatan di Pacet, itu membuat saya dan Zoes Heri sadar, ini tentang penglihatan Nel yang mungkin grafik angka Diabet Melitus yang dia punyai terus menaik.

Sebelumnya, beberapa kolega juga ngabari, Nel sempat terjatuh, saat melewati tangga undhak-undhakan

Sampai akhirnya ada kabar, Nel benar-benar 'ambruk'. Beberapa kali ke luar masuk rumah sakit. Termasuk operasi membuang cairan di paru-parunya.

Bersjukur, Nel senantiasa dikelilingi keluarga, kerabat dan teman² baik. Silih berganti menjenguk, menghibur, memberi semangat. Saya melihatnya sebagai balasan atas yang dia lakukan. 

Sebelum sakit, Nel mengajak kakak perempuan satu-satunya yang ia sayangi sedang pemulihan stroke serta adik bungsu lelaki yang juga sakit, tinggal di rumahnya. Agar ia bisa lebih dekat, bisa ikut merawat mereka di tengah kesibukannya memimpin bisnis korannya.

Sabtu (13/12/2024) pukul 16.00 an, Nel benar-benar menyerah. Kembali kepada Sang Pemilik Hidup sejati. Menyusul, mungkin juga telah berkumpul dengan sang kakak dan adik lelakinya yang lebih dari dua tahun lalu kapundhut alias meninggal dunia.

Wanita kelahiran Surabaya, 8 Juni 1964 itu tak hanya meninggalkan sang suami Oom Ismojo Herdono serta anak-anaknya: Galang - Kiki. Namun, sejatinya juga meninggalkan jejak kebaikan yang sudah tentu diwariskan pada anak-anaknya.

Sebuah warisan berharga melebihi apa pun: kebaikan.

Selamat jalan, Nel!

Saya bersaksi, dirimu sosok baik. Kaswargan jati!

Penulis: Syahbandiah Esha, Wartawati Senior|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.