Bedah Buku "Melampaui Warna Kulit", Generasi Muda Penjaga Persatuan di Tengah Keberagaman
SURABAYA (Lentera) -Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya menyelenggarakan simposium Kepemudaan dan Moderasi Beragama serta Bedah Buku Melampaui Warna Kulit.
Bertindak sebagai panelis, Ketua YPTA Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M. sekaligus mendorong penguatan literasi toleransi di kalangan mahasiswa.
Buku Melampaui Warna Kulit yang dibahas dalam simposium tersebut menghadirkan refleksi mengenai pentingnya memandang manusia secara setara dan utuh, tidak berhenti pada perbedaan fisik semata.
Buku ini mengajak pembacanya menjunjung nilai kemanusiaan yang universal, empati, keterbukaan, dan penghargaan terhadap keberagaman.
J. Subekti mengatakan, generasi muda memiliki peran besar sebagai penjaga persatuan bangsa di tengah keberagaman yang melekat pada Indonesia. Ia mengajak mahasiswa untuk memiliki cara pandang dewasa dan terbuka dalam menyikapi perbedaan.
“Generasi muda perlu memiliki pandangan yang luas dan kedewasaan dalam menyikapi perbedaan. Sikap saling menghormati merupakan kunci bagi terciptanya kehidupan sosial yang harmonis,” ujarnya, Kamis (11/12/2025).
Ia juga menekankan pentingnya peran pendidikan tinggi sebagai ruang pembentukan karakter kebangsaan yang konstruktif. Menurutnya, mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan melalui pemikiran kritis dan aksi nyata.
“Indonesia dibangun oleh semangat bersama. Mahasiswa harus menjadi bagian dari energi positif itu dengan terus mengasah kepekaan dan kepedulian terhadap sesama,” tambahnya.
Subekti mendorong mahasiswa untuk terus berkontribusi bagi lingkungan sosialnya melalui dialog, kolaborasi, dan literasi yang inklusif. "Nilai dasar bangsa seperti penghormatan, empati, dan semangat membangun, harus terus dirawat dari waktu ke waktu," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memberikan dukungan terhadap penguatan karakter generasi muda. Ia mengungkapkan Pemkot Surabaya tengah menyiapkan lebih banyak ruang dialog dan kegiatan kepemudaan hingga tingkat kampung, agar anak muda dapat saling bertukar gagasan dengan lebih mudah.
“Anak-anak muda membutuhkan ruang untuk bertemu, bertukar pikiran, dan memahami satu sama lain. Dari ruang-ruang kecil itulah lahir gagasan besar yang dapat mendorong kemajuan kota,” ucapnya.
Eri optimistis terhadap potensi pemuda Surabaya.
“Anak muda punya kekuatan besar. Bila bergerak bersama untuk kebaikan, perubahan positif pasti dapat terwujud,” tutupnya.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH





.jpg)
