01 November 2025

Get In Touch

Kadin Peringatkan Pencurian Data Lewat Unduhan dan Platform Lamaran Kerja

Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA (Lentera) — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti meningkatnya kasus pencurian data pribadi yang kini marak terjadi melalui tautan unduhan palsu serta platform pencarian kerja. Modus ini dinilai semakin canggih karena pelaku menyusupkan malware berbahaya yang mampu mencuri data sensitif tanpa disadari korbannya.

Wakil Ketua Komite Tetap Keamanan Siber dan Perlindungan Infrastruktur Kritis Kadin, Dea Saka Kurnia Putra, menjelaskan bahwa para peretas kini tidak hanya meretas sistem, tetapi lebih sering langsung menargetkan data pribadi seperti nama pengguna, kata sandi, hingga informasi keuangan.

“Peningkatannya sangat signifikan. Ada sekitar 27,5 juta korban, dan 54 persen di antaranya disebabkan oleh Info Stealer, bukan peretasan sistem,” kata Dea dalam acara National Cybersecurity Connect 2025 di Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025).

Menurutnya, salah satu cara paling umum yang digunakan pelaku adalah dengan menyisipkan malware pada tautan unduhan palsu. Ketika pengguna membuka tautan dan mengunduh file di dalamnya, malware langsung aktif di latar belakang perangkat untuk mencuri data penting.

“Pelaku membuat tautan yang terlihat asli. Begitu file diunduh dan dibuka, malware mulai berjalan diam-diam. Jadi korban merasa hanya mengunduh aplikasi biasa, padahal mereka sedang memasang Info Stealer,” jelas Dea.

Selain melalui tautan unduhan, metode lain yang semakin populer adalah dengan memanfaatkan platform pencari kerja. Pelaku biasanya menanamkan malware pada dokumen lamaran atau formulir pendaftaran online. Saat korban mengisi dan mengirim data pribadi, malware langsung mengumpulkan informasi sensitif tanpa terdeteksi.

“Korban mengira sedang melengkapi lamaran kerja, padahal di belakang layar Info Stealer sudah bekerja mencuri data, termasuk informasi keuangan,” tambahnya.

Dea juga mengungkapkan bahwa kelompok kejahatan siber yang mengoperasikan malware pencuri data terus tumbuh pesat. Pada tahun 2022 saja, rata-rata muncul 15 kelompok baru setiap bulan, menandakan betapa menguntungkannya kejahatan ini di dunia maya.

Ia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap tautan tidak resmi, unduhan aplikasi bajakan, maupun lowongan kerja yang mencurigakan. Perlindungan data pribadi, kata dia, menjadi tanggung jawab bersama antara pengguna, perusahaan, dan pemerintah.

Editor:Widyawati/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.