01 November 2025

Get In Touch

Rencana Penggunaan B50, Pengusaha Dag Dig Dug (Koran Rabu, 29/10/2025)

PEMERINTAH bertekat mencapai kedaulatan energi nasional dengan menghentikan impor solar mulai tahun 2026. Guna mencapai tekat tersebut, pemerintah akan menerapkan mandatori penggunaan bahan bakar solar dengan campuran 50 persen bahan nabati (fatty acid methyl ester/FAME) atau Biodiesel B50. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan keputusan tersebut merupakan langkah strategis sekaligus bentuk keberpihakan negara terhadap kemandirian energi. Dia yakin program B50 akan menggantikan seluruh kebutuhan solar impor yang selama ini masih menekan devisa negara. Bahlil mengungkapkan pemanfaatan biodiesel selama 2020-2025 telah menghemat devisa hingga 40,71 miliar dolar AS. Pada 2025, impor solar diperkirakan mencapai 4,9 juta kiloliter atau 10,58 persen dari total kebutuhan nasional. Maka, penerapan B50 pada 2026 potensi penghematan tambahan hingga 10,84 miliar dolar AS hanya dalam satu tahun. Untuk implementasi B50 akan menjadikan pasokan solar sepenuhnya berasal dari sumber daya domestik dengan memaksimalkan potensi sawit dalam negeri. Bahlil pada Selasa (28/10/2025) mengatakan pemerintah tengah mempertimbangkan skema kewajiban penjualan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/ CPO) untuk pasar domestik (Domestic Market Obligation/ DMO). Hal ini sebagai salah satu opsi untuk meningkatkan kebutuhan pasokan CPO untuk program B50 pada 2026. Di satu sisi, tekat pemerintah terkait kedaulatan energi dengan B50 ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengusaha, khususnya pengusaha kelapa sawit dan tambang. Bahkan mereka meminta pemerintah membatalkan program tersebut karena akan berdampak pada sektor bisnis mereka. BACA BERITA LENGKAP, KLIK DISINI https://lentera.co/upload/Epaper/29102025.pdf

Share:
img
Author

Neiska

Lentera.co.
Lentera.co.