01 November 2025

Get In Touch

Trump Puji Prabowo di KTT ASEAN: Indonesia Berperan Wujudkan Perdamaian Timur Tengah

Presiden AS Donald Trump menyaksikan PM Thailand Anutin Charnvirakul dan PM Kamboja Hun Manet menunjukkan dokumen penandatanganan kesepakatan gencatan senjata di sela-sela KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10/2025).(reuters)
Presiden AS Donald Trump menyaksikan PM Thailand Anutin Charnvirakul dan PM Kamboja Hun Manet menunjukkan dokumen penandatanganan kesepakatan gencatan senjata di sela-sela KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10/2025).(reuters)

KUALA LUMPUR (Lentera)-Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan penghormatan khusus kepada Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (26/10/2025).

Dalam sambutannya, Trump menyebut Prabowo memiliki kontribusi besar dalam mendorong terciptanya fase baru perdamaian di kawasan Timur Tengah, khususnya setelah adanya kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

“Saya berterima kasih kepada Malaysia, Brunei, dan sahabat saya Presiden Prabowo dari Indonesia atas dukungan luar biasa dalam mewujudkan babak baru bagi Timur Tengah. Ini benar-benar masa yang belum pernah terjadi sebelumnya—setelah ribuan tahun, kawasan ini akhirnya menuju perdamaian,” ujar Trump.

Trump juga menyoroti peran aktif negara-negara ASEAN dalam upaya penyelesaian berbagai konflik global. Ia menilai kehadiran langsung para kepala negara menunjukkan komitmen nyata ASEAN terhadap perdamaian dan stabilitas internasional.

“Saya menghargai negara-negara ASEAN yang telah mengirimkan perwakilan terbaiknya—bahkan sebagian besar diwakili langsung oleh para pemimpin negara. Ini menunjukkan keseriusan kawasan ini dalam mendukung perdamaian dunia,” lanjutnya.

Thailand dan Kamboja Resmi Akhiri Konflik

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet secara resmi menandatangani dokumen perjanjian damai atas konflik perbatasan yang sempat terjadi di antara kedua negara.

Penandatanganan dilakukan di sela KTT Ke-47 ASEAN, di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Minggu (26/10/2025).

Penandatanganan disaksikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN tahun ini serta Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Presiden Trump dalam sambutannya di acara penandatanganan tersebut menyampaikan bahwa Perdana Menteri Malaysia selaku Ketua ASEAN tahun ini memegang peranan penting dalam mempertemukan Thailand dan Kamboja untuk berdiskusi di Kuala Lumpur.

Trump mengatakan bahwa ketika bentrokan dua pihak di perbatasan terjadi, AS berupaya meneguhkan komitmen terhadap stabilitas dan perdamaian di kawasan dan di setiap wilayah di dunia.

Oleh sebab itu Trump menyatakan pemerintahnya ikut berupaya untuk mencegah konflik agar tidak meningkat.

“Saya menghubungi kedua pemimpin melalui sambungan telepon. Saat itu saya berada di Turnberry, Skotlandia. Kami melakukan banyak panggilan telepon, tiga pihak, lalu empat pihak," ujar Trump.

Trump kala itu mendorong kedua pemimpin untuk memilih jalan perdamaian daripada pertumpahan darah dan perang yang tak perlu. Hal serupa juga dilakukan PM Malaysia Anwar Ibrahim.

Kemudian pada akhir Juli, setelah diskusi yang sangat produktif, tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja. Kedua negara telah sepakat untuk menghentikan semua permusuhan dan membangun hubungan bertetangga yang baik, yang kini sudah mulai terwujud.

Tawanan perang Kamboja akan dibebaskan, dan berdasarkan perjanjian ini, pengamat dari negara-negara ASEAN, termasuk Malaysia, akan ditempatkan untuk memastikan perdamaian terjaga. Trump meyakini situasi ini bisa menjadi pembelajaran bagi Timur Tengah, utamanya di Gaza.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim atas nama Malaysia dan Ketua ASEAN berterima kasih atas kepedulian dan komitmen AS dalam perdamaian di kawasan.

Anwar menghargai upaya Trump secara pribadi menghubungi Perdana Menteri Thailand dan Kamboja untuk mendorong penyelesaian damai.

“Dunia membutuhkan pemimpin yang berani memperjuangkan perdamaian, bahkan bila harus melanggar kebiasaan lama. Saat Presiden (Trump) tiba di bandara, beliau mengundang saya naik ke mobil bersamanya, agak melanggar protokol keamanan, tapi beliau senang melakukannya. Kami punya banyak kesamaan: saya pernah dipenjara, beliau hampir juga,” ujar Anwar.

Editor:Widyawati/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.