SURABAYA (Lentera) -Pihak berwenang Filipina mengevakuasi ribuan orang ke tempat aman ketika badai tropis Fengshen, yang dikenal secara lokal sebagai Ramil, mendekati provinsi-provinsi pesisir, menurut laporan media lokal.
Sejauh ini, 21.945 orang telah dievakuasi di berbagai provinsi di wilayah Bicol, termasuk Albay, Masbate, dan Catanduanes, sejak badai tropis Ramil sampai pada Sabtu malam di wilayah tersebut, menurut media lokal Inquirer.
Menurut Badan Layanan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina (Pagasa), pendaratan kedua Ramil diperkirakan terjadi di provinsi Aurora pada Minggu pagi.
Hingga siang hari pada Sabtu, Penjaga Pantai Filipina melaporkan bahwa 3.142 penumpang terlantar di berbagai pelabuhan di seluruh wilayah tersebut setelah penangguhan perjalanan laut akibat cuaca buruk.
Selain itu, 1.004 kapal kargo bergulir, enam kapal, dan dua kapal banca bermotor juga tertahan di pelabuhan.
Pagasa juga memperingatkan kemungkinan gelombang badai berkisar antara satu hingga dua meter di wilayah pesisir Albay, Aurora, Camarines Norte, Camarines Sur, Catanduanes, Masbate, Sorsogon, dan bagian lain wilayah Luzon.
Badai tropis Ramil menghantam provinsi-provinsi di Filipina, yakni Bicol, seperti Albay, Masbate dan Catanduanes pada Sabtu (18/10). Cuaca ekstrem ini menyebabkan hampir 22 ribu warga harus dievakuasi dan belasan penerbangan dibatalkan.
Total 21.945 orang atau sekitar 7.777 keluarga dievakuasi dari wilayah-wilayah tersebut di tengah hujan deras dan angin kencang yang disebabkan Badai Tropis Ramil.
Badai ini telah membawa hujan deras dan banjir besar. Badai tersebut menyebabkan hujan lebat di beberapa bagian wilayah barat Visayas, termasuk Capiz, serta di banyak bagian Wilayah Bicol dan Wilayah Timur Visayas.
Badai memiliki kecepatan angin maksimum 65 kilometer per jam (kpj) dan hembusan angin hingga 90 kpj (*)
Editor: Arifin BH/Ant~CNN




.jpg)
