16 October 2025

Get In Touch

Rugikan Citra Ponpes, Komisi A DPRD Jatim Desak KPI Tindak Tegas Tayangan Trans7

Ketua Komisi A DPRD Jatim, Dedi Irwansa
Ketua Komisi A DPRD Jatim, Dedi Irwansa

SURABAYA (Lentera) – Komisi A DPRD Jawa Timur mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk segera mengambil langkah tegas, terhadap tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang dinilai merugikan citra pondok pesantren (ponpes).

Ketua Komisi A DPRD Jatim, Dedi Irwansa menilai tayangan tersebut telah menampilkan narasi yang tidak berimbang, dan cenderung menyudutkan pesantren.

Menurutnya, framing yang digunakan menggambarkan pondok pesantren sebagai lembaga yang memamerkan kemewahan dan mengeksploitasi warga pesantren.

“Narasi yang dimunculkan terlihat menjadi opini sepihak yang mengeksploitasi sisi negatif pondok, tanpa ada narasi berimbang. Padahal harusnya kan harus imbang dan ada penjelas dari pihak pondok. Ini jelas tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik,” ungkap Dedi, Rabu (15/10/2025).

Politikus Demokrat tersebut berharap KPI segera menindaklanjuti peristiwa ini, sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Saya berharap KPI melakukan langkah-langkah sesuai aturan atas tayangan ini. Sebagai lembaga yang mengawasi tayangan yang berpotensi menimbulkan kegaduhan yang mengandung SARA ini,” tambahnya.

Dedi menyayangkan, bagaimana tayangan yang disiarkan pada 13 Oktober 2025 tersebut, bisa lolos hingga ditonton publik luas.

“Dengan narasi yang sangat menyudutkan pondok pesantren,” tuturnya.

Tayangan Xpose Uncensored menuai reaksi keras dari kalangan santri, alumni pesantren, hingga masyarakat umum.

Episode yang menampilkan sosok KH Anwar Manshur, pendiri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiat Kompleks Lirboyo, dinilai tidak proporsional dan sarat narasi menyesatkan.

Dalam tayangan itu, potongan gambar yang sejatinya merupakan bentuk penghormatan santri kepada guru justru ditampilkan dengan framing negatif.

Narasi yang disematkan dinilai berpotensi mencemarkan marwah pesantren dan kiai. Tradisi seperti mencium tangan, menunduk, atau mengiringi langkah guru sejatinya adalah bentuk adab luhur yang telah hidup ratusan tahun dalam khazanah pendidikan Islam di Nusantara.

Gelombang protes terhadap tayangan tersebut juga merebak di media sosial. Tagar **#BoikotTrans7** menjadi trending di platform X dan ramai digunakan di Instagram melalui fitur cerita.

Hingga Selasa (14/10/2025) pukul 09.49 WIB, lebih dari 137 ribu pengguna turut menyuarakan kekecewaan mereka terhadap stasiun televisi tersebut.

Banyak warganet menilai tayangan itu tidak hanya merugikan nama baik KH Anwar Manshur, tetapi juga mencoreng citra pesantren secara umum. Salah satu pengguna menulis di X,

“Media mestinya menjadi jembatan informasi, bukan sumber fitnah yang menimbulkan kegaduhan.”

Reporter: Pradhita/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.