
SURABAYA (Lentera) - Hari gajian merupakan momen yang paling dinanti oleh para karyawan. Setelah berhari-hari menunggu, dompet yang mulai menipis akhirnya kembali terisi. Beragam rencana belanja yang sebelumnya tertunda pun dapat terlaksana. Namun, perlu diingat bahwa tanpa perencanaan keuangan yang matang, gaji yang baru diterima bisa cepat habis tanpa disadari.
Sebaliknya, dengan pengelolaan keuangan yang bijak, gaji bulanan dapat menjadi langkah awal menuju kehidupan yang lebih sejahtera di masa depan. Mengatur pengeluaran, menabung secara konsisten, serta menyisihkan dana untuk investasi merupakan kebiasaan penting agar keuangan tetap sehat dan stabil.
Anooshka Soham Bathwal, pendiri sekaligus CEO perusahaan manajemen kekayaan khusus untuk perempuan di India, membagikan sejumlah tips keuangan melalui Times of India. Ia menekankan pentingnya disiplin dalam mengatur pendapatan agar tidak hanya cukup untuk kebutuhan saat ini, tetapi juga bermanfaat untuk jangka panjang.
Cek laporan keuangan
Luangkan waktu secara rutin untuk memeriksa laporan keuangan pribadi. Meskipun terasa menakutkan bagi sebagian orang, kebiasaan ini merupakan langkah penting untuk memahami kondisi finansial secara menyeluruh. Dengan mengetahui alur keluar masuk uang, seseorang dapat lebih mudah mengidentifikasi area pengeluaran yang perlu dikendalikan.
Selain itu, memeriksa laporan keuangan membantu mengenali pola kebiasaan dalam menggunakan uang. Dari sana, dapat terlihat mana pengeluaran yang benar-benar penting dan mana yang bersifat impulsif atau tidak perlu. Dengan evaluasi yang konsisten, pengelolaan keuangan dapat menjadi lebih terarah dan efisien.
Jangan lupa untuk memeriksa daftar tagihan secara berkala. Pastikan seluruh pembayaran dilakukan tepat waktu agar terhindar dari denda keterlambatan yang dapat membebani keuangan. Kebiasaan sederhana ini tidak hanya menjaga kestabilan finansial, tetapi juga membantu membangun reputasi kredit yang baik di masa depan.
Ketahui kebutuhan pokok dan non-esensial
Ada beberapa kebutuhan pokok yang tidak dapat dihindari atau dikurangi, seperti pembayaran tagihan listrik, biaya sewa tempat tinggal, belanja bahan makanan, biaya transportasi, serta langganan layanan tertentu. Kebutuhan tersebut termasuk dalam pengeluaran prioritas yang harus dipenuhi terlebih dahulu setiap kali menerima gaji. Dengan memastikannya terpenuhi, kestabilan keuangan bulanan dapat tetap terjaga.
Di sisi lain, terdapat pula jenis pengeluaran yang bersifat tidak mendesak, seperti belanja barang konsumtif, makan di luar, atau kegiatan rekreasi. Meskipun aktivitas tersebut dapat memberikan kesenangan, pengeluaran semacam ini sebaiknya dikendalikan agar tidak mengganggu kebutuhan utama.
Sebaiknya, setelah menerima gaji, segera tentukan batas untuk pengeluaran tidak penting tersebut. Dengan membatasi sejak awal, pengelolaan keuangan menjadi lebih terarah dan risiko kehabisan uang sebelum akhir bulan dapat dihindari. Kebiasaan ini juga membantu membangun disiplin finansial yang berkelanjutan.
Rumus mengatur keuangan
Prinsip utama dalam mengelola keuangan adalah menabung terlebih dahulu, berbelanja kemudian. Anggap tabungan sebagai pengeluaran wajib, layaknya membayar cicilan atau tagihan yang tidak dapat dihindari. Dengan menempatkan menabung sebagai prioritas, seseorang dapat membangun kebiasaan finansial yang sehat dan lebih siap menghadapi kebutuhan mendadak di masa depan.
Setelah menyisihkan dana untuk tabungan, langkah selanjutnya adalah merencanakan serta memprioritaskan pengeluaran lainnya. Pengelolaan dana yang efektif dapat mengikuti rumus 50:30:20, yaitu 50 persen dari gaji digunakan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk pengeluaran gaya hidup, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi. Pembagian ini membantu menjaga keseimbangan antara kebutuhan hidup dan tujuan finansial jangka panjang.
Untuk mendukung disiplin menabung, disarankan melakukan transfer otomatis sebesar 20 persen dari gaji ke rekening tabungan atau investasi setiap bulan. Dengan cara ini, godaan untuk menggunakan uang tersebut dapat diminimalkan, sekaligus membangun komitmen terhadap pengelolaan keuangan yang lebih teratur dan berorientasi pada masa depan.
Buat jaring pengaman
Sebelum memutuskan untuk berbelanja atau berinvestasi, penting untuk terlebih dahulu membangun dana darurat. Dana ini berfungsi sebagai cadangan keuangan yang dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan pokok selama tiga hingga enam bulan apabila terjadi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau kondisi darurat lainnya. Memiliki dana darurat adalah langkah wajib dalam menjaga kestabilan finansial.
Sebaiknya, pisahkan dana darurat ke dalam rekening khusus agar tidak tercampur dengan uang sehari-hari. Pilihan tempat penyimpanan yang tepat antara lain rekening tabungan berbunga tinggi, deposito berjangka pendek, atau reksa dana likuid. Dengan demikian, dana tersebut tetap mudah diakses saat diperlukan, sekaligus tetap memberikan imbal hasil yang optimal.
Lunasi utang berbunga tinggi terlebih dahulu
Dengan fluktuasi suku bunga yang tidak menentu, utang kartu kredit dan pinjaman pribadi dapat menjadi beban finansial yang berat dan menghambat seseorang untuk mencapai kestabilan ekonomi. Bunga yang terus bertambah akan membuat jumlah cicilan semakin besar, sehingga sulit bagi keuangan untuk berkembang. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa pengelolaan utang merupakan langkah awal menuju kebebasan finansial.
Sebaiknya, jadikan pelunasan utang sebagai prioritas utama setiap kali menerima gaji. Lunasi terlebih dahulu tagihan kartu kredit atau pinjaman pribadi sebelum mengalokasikan dana untuk kebutuhan lainnya, termasuk belanja. Dengan cara ini, beban bunga dapat ditekan, keuangan menjadi lebih sehat, dan peluang untuk menabung atau berinvestasi di masa depan akan semakin terbuka.
Tolak jebakan media sosial
Ketika menggunakan media sosial, penting untuk memiliki kendali diri yang kuat agar tidak mudah tergoda oleh berbagai iklan belanja yang bermunculan. Platform digital kini dipenuhi dengan promosi dan penawaran menarik yang sering kali didesain untuk menciptakan rasa urgensi, seperti diskon terbatas atau promosi waktu singkat. Tanpa disadari, hal ini dapat mendorong seseorang melakukan pembelian impulsif yang sebenarnya tidak diperlukan.
Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu, biasakan untuk berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya keinginan sesaat. Dengan menahan diri dan berpikir rasional sebelum bertransaksi, seseorang dapat menghindari pemborosan, menjaga kestabilan keuangan, serta menggunakan uang dengan lebih bijak dan terencana.
Ubah gaya hidup
Pengeluaran sehari-hari dapat dikendalikan melalui berbagai cara sederhana, seperti menghemat penggunaan listrik di rumah, mematikan peralatan elektronik saat tidak digunakan, serta memilih untuk memasak sendiri daripada memesan makanan antar. Langkah-langkah kecil seperti ini dapat memberikan pengaruh besar terhadap pengelolaan keuangan bulanan, sekaligus membantu membentuk kebiasaan hidup yang lebih hemat dan efisien.
Selain itu, tekanan finansial juga dapat muncul dari lingkungan sosial, terutama dari teman sebaya. Ajakan untuk bersosialisasi, makan di luar, atau mengikuti kegiatan yang memerlukan biaya terkadang sulit untuk ditolak. Oleh karena itu, penting untuk belajar mengatakan tidak dengan bijak dan menetapkan prioritas agar keuangan tetap terkendali tanpa harus mengorbankan hubungan sosial secara berlebihan.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber