04 October 2025

Get In Touch

Harga Anjlok, Petani Kare Tumpahkan Tomat Busuk di Pendopo Madiun

Tomat busuk ditumpahkan petani Kare di Pendopo Kabupaten Madiun. Aksi ini sebagai bentuk kekecewaan karena harga tomat jatuh hingga Rp2.000 per kilogram.
Tomat busuk ditumpahkan petani Kare di Pendopo Kabupaten Madiun. Aksi ini sebagai bentuk kekecewaan karena harga tomat jatuh hingga Rp2.000 per kilogram.

MADIUN (Lentera) -Aksi protes mewarnai halaman Pendopo Ronggo Jumeno, Kompleks Pusat Pemerintahan Kabupaten Madiun, Jumat (3/10/2025) siang.

Sejumlah petani dari Kecamatan Kare menumpahkan satu karung tomat busuk sebagai simbol kekecewaan atas anjloknya harga panen.

Harga tomat di tingkat petani saat ini jatuh hingga Rp2.000 per kilogram. Kondisi tersebut membuat mereka merugi, apalagi penyerapan hasil panen oleh pemerintah dinilai belum maksimal.

“Padahal sudah ada instruksi dari Gubernur agar kepala daerah membantu penyerapan hasil pertanian. Faktanya sampai sekarang belum ada tindakan konkret. Petani dibiarkan begitu saja,” ungkap Darsyanto, salah seorang petani.

Ia menduga anjloknya harga dipengaruhi praktik permainan pasar. Karena itu, ia mendesak pemerintah daerah segera melakukan langkah nyata agar persoalan tidak berlarut.

Sehari sebelumnya, sejumlah petani Kare juga menyampaikan keluhan serupa. Mereka menilai penyerapan panen oleh pemerintah terlambat sehingga sebagian tomat terancam membusuk.

Petani setempat, Septian Bayuaji, menyebut sejak Sabtu pekan lalu ada instruksi dari Gubernur Jawa Timur agar tomat di Kare diserap dengan harga Rp4.000 per kilogram. Jumlahnya diperkirakan mencapai 4–4,5 ton. Namun, hingga Kamis (2/10/2025), realisasi dinilai belum sesuai harapan.

“Katanya mau diambil Selasa, terus diundur Jumat. Eh, tadi pagi malah ditelepon katanya hanya bisa ambil 1 kuintal dengan harga Rp2.000. Padahal sudah dijanjikan Rp4.000,” ujarnya.

Menurut Septian, hingga sore hari baru 4,5 kuintal yang terbeli dengan harga Rp4.000. Sementara sekitar 8,5 kuintal sudah terlanjur dipetik tanpa kepastian penyerapan. Di sisi lain, lebih dari 1 ton masih berada di lahan, dan sekitar 2 ton terpaksa dibuang karena membusuk.

“Kalau tidak segera ada penyerapan, kami berencana membawa tomat ke pendopo kabupaten untuk dibagikan gratis,” tambahnya.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun, Indra Setyawan, menegaskan pemerintah sudah melakukan pembelian tomat dari petani.

“Hingga kini sekitar 1,2 ton tomat sudah kami serap dengan harga Rp4.000 per kilogram dan disalurkan ke masyarakat yang memesan. Namun masih perlu koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Pertanian terkait sisa panen yang menumpuk,” jelas Indra.

Menurutnya, tomat tetap menjadi komoditas penting penopang ketahanan pangan daerah. Karena itu, diperlukan sinergi lintas sektor agar harga tidak terus merugikan petani.

Mengenai sisa tomat yang masih ada di lahan, Indra menyebut akan dibahas lebih lanjut bersama lintas sektor. “Kami membeli dengan harga Rp4.000, harga produsen. Kemudian akan didistribusikan ke masyarakat yang sudah mengajukan pesanan,” tandasnya.

Reporter: Wiwiet Eko Prasetyo|Editor: Arifin BH

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.