02 October 2025

Get In Touch

Kandungan Tak Sesuai, Vivo dan BP-AKR Batal Beli BBM Pertamina

SPBU BP AKR di Jalan Padjajaran Baranangsiang Kota Bogor, Sabtu (8/2/2025). (istimewa)
SPBU BP AKR di Jalan Padjajaran Baranangsiang Kota Bogor, Sabtu (8/2/2025). (istimewa)

JAKARTA (Lentera) - PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR) atau SPBU BP-AKR membatalkan pembelian BBM dari PT Pertamina (Persero) karena kandungan etanol sebesar 3,5 persen dianggap terlalu tinggi.

Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, menjelaskan bahwa perusahaan telah menyiapkan kuota impor bagi badan usaha swasta, yakni 1,2 juta kiloliter untuk BBM RON 92 dan 270 ribu kiloliter untuk BBM RON 98.

Dalam proses koordinasi dan negosiasi yang berlangsung, awalnya Vivo dan SPBU BP-AKR setuju membeli BBM jenis base fuel, tanpa pewarna (dyes) maupun zat aditif. Achmad menambahkan bahwa pada 26 September 2025, Vivo menyepakati pembelian base fuel sebanyak 40 ribu barel (MB).

"Alhamdulillah seperti disampaikan Pak Dirjen tadi, dua SPBU swasta itu berkenan, berminat untuk membeli kepada kita secara base fuel. Yang berkenan itu Vivo sama APR, APR itu join AKR dan BP," ungkap Achmad saat RDP Komisi XII DPR, Rabu (1/10/2025).

Namun, pada malam 26 September 2025, Vivo dan BP-AKR memutuskan untuk membatalkan pembelian base fuel dari Pertamina, sementara Shell memilih untuk tidak melanjutkan negosiasi karena kendala administrasi internal.

"Kronologi yang kami sampaikan sebelumnya ada dalam tabel ini, di mana akhirnya 26 September malam tidak ada satu pun SPBU swasta yang dapat bersepakat dengan kami sementara ini," tegas Achmad.

Achmad menjelaskan bahwa Vivo dan BP-AKR membatalkan pembelian BBM dari Pertamina karena kandungan etanol dalam BBM impor sebesar 3,5 persen. Padahal, pemerintah memperbolehkan kandungan etanol hingga 20 persen. Meskipun masih di bawah batas yang ditetapkan, kedua badan usaha swasta tersebut tetap memilih untuk tidak melanjutkan pembelian.

"Content-nya itu ada kandungan etanol, di mana secara regulasi itu diperkenankan etanol itu sampai jumlah tertentu, kalau tidak salah sampai 20 persen etanol. Sedangkan ada etanol 3,5 persen. Ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut," jelas Achmad.

Meski demikian, Achmad menyebutkan kabar baik bahwa badan usaha bersedia melanjutkan negosiasi apabila tersedia kargo lain yang sesuai spesifikasi, selain impor BBM sebanyak 100.000 barel menggunakan kargo MT Sakura dengan kandungan etanol 3,5 persen.

"Teman-teman SPBU swasta berkenan jika nanti pada kargo selanjutnya siap bernegosiasi kalau memang nanti kualitasnya, maksudnya masalah konten, ini aman bagi karakteristik spesifikasi produk yang masing-masing," tuturnya.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.