
ISLAMABAD (Lentera) - Ledakan bom yang menewaskan 10 orang dan melukai 30 orang lainnya di Balochistan, Pakistan, pada Selasa (30/9/2025) disebut sebagai serangan bunuh diri yang dilakukan sekelompok teroris.
Diberitakan Antara, Rabu (1/10/2025), sejumlah sumber keamanan yang berbicara secara anonim mengatakan, bahwa seorang pelaku menabrakkan kendaraan bermuatan bahan peledak ke dinding luar markas besar Korps Perbatasan (Frontier Corps). Empat orang lainnya dengan mengenakan seragam FC berhasil menyusup ke dalam bangunan itu.
Tak lama setelah menyusup ke dalam bangunan itu, para penyerang ditembak mati oleh pasukan keamanan dalam serangan balasan yang cepat dan jenazah mereka telah diamankan untuk proses penyelidikan, menurut para sumber.
Muhammad Zeeshan, Manajer operasional di Edhi Foundation sebuah organisasi nonpemerintah di Quetta mengatakan, bahwa para korban tewas terdiri dari tujuh warga sipil dan tiga personel keamanan. Sembilan personel keamanan lainnya terluka, termasuk seorang perwira.
Dia menambahkan, bahwa sebuah bus dan bajaj sedang melintas di lokasi saat ledakan terjadi, dan sebagian besar korban tewas dan luka-luka merupakan para penumpang kendaraan tersebut.
Sementara itu, juru bicara departemen kesehatan Balochistan, Waseem Baig mengatakan bahwa keadaan darurat telah diumumkan di seluruh rumah sakit utama di ibu kota provinsi itu, Quetta, dan staf medis dalam keadaan siaga untuk menangani situasi.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif mengutuk serangan itu seraya mengatakan, bahwa teroris yang berupaya melukai warga tak bersalah dan merusak integritas negara akan ditindak tegas.
Editor: Arief Sukaputra