02 October 2025

Get In Touch

Update Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk: Aktivitas Dihentikan, 24 Korban Sudah Pulang

KH Abdul Salam Mujib Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo.
KH Abdul Salam Mujib Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo.

SIDOARJO (Lentera) – Seluruh kegiatan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, untuk sementara waktu dihentikan. Keputusan ini diambil pascaambruknya bangunan tiga lantai yang menimpa ratusan santri. 

Untuk kondisi bterbaru korban, RS Siti Hajar Sidoarjo memulangkan 24 santri. Hibgga kini, dari total 36 korban yang dirawat, satu santri bernama Maulana Alfian Ibrahim (13) meninggal dunia dan dimakamkan di Bangkalan, Madura.

“Untuk sementara dihentikan dulu, belum bisa dipastikan sampai kapan,” ujar pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib, Selasa (30/9/2025).

Abdus Salam menjelaskan, bangunan yang runtuh adalah musala yang sedang dalam tahap pengecoran akhir. Pembangunan tersebut telah berlangsung sekitar sembilan bulan. “Pengecoran terakhir itu yang jebol. Prosesnya sudah lama, hampir 10 bulan. Sejak pagi dikerjakan, biasanya 4–5 jam selesai,” terangnya.

Bangunan musala itu terdiri dari tiga lantai dengan tambahan dek di bagian paling atas. Meski seharusnya proses pengecoran sudah rampung, musala tetap digunakan untuk salat berjemaah sebelum insiden terjadi.

Hingga Selasa (30/9/2025) pagi, proses evakuasi masih berlangsung. Tim SAR Surabaya melaporkan empat korban telah berhasil dievakuasi dengan luka-luka, sementara suara tangisan dan jeritan masih terdengar dari dalam reruntuhan. Sejumlah korban lain juga telah dibawa ke RSUD Sidoarjo, RS Delta Surya, dan RSI Siti Hajr.

Abdus Salam menegaskan, musibah ini merupakan cobaan yang harus diterima dengan ikhlas. “Saya yakin ini takdir Allah. Semoga keluarga diberi kesabaran dan semua diganti dengan kebaikan yang lebih besar,” ucapnya.

Ketua RT setempat, Munir, menuturkan bahwa peristiwa terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, sesaat setelah salat Asar. “Tiba-tiba ada suara gemuruh, seperti gempa. Ternyata musala yang ambruk,” katanya.

Hingga kini, jumlah pasti santri yang berada di musala saat kejadian maupun total korban belum dapat dipastikan oleh pihak pesantren.

Terpisah, Wakil Direktur RS Siti Hajar, dr. Andiani, menjelaskan hingga Senin (29/9/2025) malam, penanganan korban terbagi atas satu pasien stabil, satu pasien dirujuk ke RS Sakinah karena luka berat, sembilan pasien masih menjalani rawat inap, serta 24 pasien sudah dinyatakan pulih dan diperbolehkan pulang.

Salah satu santri selamat, Rizki Ramadhan, menceritakan detik-detik runtuhnya bangunan. Saat itu ratusan santri tengah menunaikan salat Asar berjamaah, sementara di lantai atas sedang berlangsung pengecoran. Tiba-tiba lantai ambruk ke bawah. Rizki hanya mengalami luka ringan di wajah dan dagu sebelum akhirnya dipulangkan.

Selain di RS Siti Hajar, sejumlah korban lain juga masih mendapat perawatan intensif di RSUD Sidoarjo dan RS Delta Surya. Keluarga para santri terus berdatangan ke rumah sakit untuk mencari kabar anggota keluarganya.

Editor:Widyawati/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.