
PALANGKA RAYA (Lentera) – Pembangunan sektor pariwisata harus berjalan seiring dengan prinsip konservasi, yang menjadi kunci keberlanjutan lingkungan dan agar potensi wisata di Kota Palangka Raya tidak kehilangan daya tarik.
Hal ini disampaikan Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Jati Asmoro, yang menekankan pengembangan pariwisata tidak bisa terlepas dari keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan pelestarian alam.
"Jika dilakukan secara sembarangan dan tanpa perencanaan, destinasi wisata yang ada justru akan kehilangan ciri khasnya," papar Jati, Kamis (25/9/2025).
Sebagai contoh, saat ini tren wisata semakin menuntut destinasi yang bukan hanya sekedar indah dipandang, tetapi juga ramah lingkungan.
Menurutnya, Palangka Raya memiliki peluang besar karena memiliki potensi wisata alam seperti Kereng Bangkirai dan Taman Nasional Sebangau. Namun potensi yang ada tersebut bisa terancam jika aspek konservasi diabaikan.
"Pembangunan pariwisata bukan sekadar membangun jalan, dermaga, atau fasilitas penunjang, akan tetapi harus memastikan ekosistem tetap terjaga untuk jangka panjang," ucapnya.
Disatu sisi, Jati menyoroti keterbatasan anggaran yang acap kali menjadi hambatan dalam pembangunan infrastruktur wisata. Namun demikian, hal ini tidak boleh dijadikan alasan untuk menomorduakan aspek lingkungan.
“Infrastruktur hendaknya dirancang untuk mendukung konservasi, seperti sistem pengelolaan sampah modern dan jalur akses ramah lingkungan,” jelasnya.
Selebihnya, Jati menilai pengelolaan pariwisata berkelanjutan perlu melibatkan masyarakat lokal. Melalui pemberdayaan, masyarakat akan ikut merasa memiliki sehingga berperan aktif dalam menjaga destinasi wisata.
“Jika keseimbangan ini berhasil dijaga, saya optimis Palangka Raya bisa menjadi destinasi wisata unggulan yang membanggakan dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Reporter: Novita|Editor: Arifin BH