
MALANG (Lentera) - Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Rudijanta Tjahja Nugraha, menegaskan aksi paralayang di kawasan Bromo bukan merupakan kebobolan pengawasan. Melainkan pelanggaran aturan karena dilakukan tanpa izin resmi dari pihak pengelola.
"Pengawasan di kawasan TNBTS memang menghadapi tantangan, baik dari sisi kondisi geografis maupun keterbatasan jumlah personel. Aktivitas paralayang yang diberitakan ini bukan bagian dari kegiatan resmi atau terdaftar, dan dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan petugas," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (14/9/2025).
Rudi menambahkan, aturan mengenai aktivitas khusus di dalam kawasan TNBTS tercantum dalam laman resmi bromotenggersemeru.id.
Pada poin 4 disebutkan, pengunjung yang akan melakukan aktivitas khusus seperti pengambilan foto atau video komersial, kegiatan prewedding, maupun aktivitas lainnya, wajib melapor kepada petugas dan mengurus izin sesuai prosedur sebelum masuk kawasan.
"Paralayang termasuk kategori aktivitas khusus tersebut. Jadi kami tidak melihat ini sebagai kebobolan, melainkan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di kawasan konservasi TNBTS," tegasnya.
Terkait pemeriksaan barang bawaan wisatawan, pihak BBTNBTS juga mengakui adanya keterbatasan. Umumnya, wisatawan datang ke kawasan Bromo pada dini hari antara pukul 01.00 hingga 05.00 WIB untuk menyaksikan matahari terbit.
Dalam kondisi gelap dan padatnya arus kendaraan jip, menurutnya, pemeriksaan detail barang bawaan tidak selalu dilakukan di pintu masuk.
"Supaya arus kendaraan tetap lancar dan tidak menimbulkan antrean panjang. Namun dengan adanya kejadian ini, kami akan terus mencari solusi terbaik untuk memperkuat pengawasan," katanya.
Sementara itu, Rudi mengaku identitas paraglider tersebut masih ditelusuri. Hingga kini, pihak Balai Besar TNBTS belum dapat memastikan kewarganegaraan paraglider yang terekam dalam video viral tersebut.
"Kami mengimbau kepada semua wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara untuk memahami dan menghormati aturan konservasi serta nilai-nilai sakral masyarakat Tengger saat berkunjung ke Bromo," jelasnya.
Sebelumnya, publik dikejutkan oleh unggahan video di Instagram pada Rabu (10/9/2025) yang memperlihatkan aksi paralayang di kawasan Gunung Bromo.
Dalam rekaman berdurasi 25 detik itu, seorang paraglider dengan parasut utama berwarna oranye tampak menerbangkan paralayang ke arah Gunung Bathok yang berada tepat di sebelah Gunung Bromo.
Paraglider tersebut mengenakan pakaian dan helm berwarna putih. Di video yang diunggah akun indonesian_mountains, juga tertulis caption "Nerbangin drone bayar Rp2 juta. Kalau nerbangin gini bayar berapa, ya."
Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati