
MALANG (Lentera) - Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Malang, pada Kamis (11/9/2025) pukul 10.15 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,8. Serta tidak berpotensi tsunami.
Kepala Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri, menyampaikan episenter gempa terletak pada koordinat 9,49° LS dan 112,80° BT. Pusat gempa berada di laut, sekitar 152 kilometer tenggara Kabupaten Malang pada kedalaman 63 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi dalam lempeng Indo-Australia," ujar Ma’muri, dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. Getaran akibat gempa juga dirasakan masyarakat di beberapa wilayah Jawa Timur.
BMKG melaporkan, intensitas guncangan di Kabupaten Malang tercatat III Modified Mercalli Intensity (MMI), yakni skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan atau intensitas gempa bumi berdasarkan dampak yang dirasakan dan kerusakan yang terjadi di suatu lokasi. Yang dirasakan nyata di dalam rumah dan terasa seperti truk berlalu. Sementara di Kota Malang, menurutnya getaran tercatat pada skala II–III MMI.
Menurutnya, daerah lain yang turut merasakan dampak guncangan adalah Trenggalek, Tulungagung, dan Blitar dengan intensitas II MMI. Pada skala ini, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung sempat bergoyang.
Meski getarannya dirasakan cukup luas, BMKG memastikan gempa ini tidak menimbulkan potensi tsunami. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tegas Ma’muri.
Hingga pukul 10.35 WIB, hasil monitoring BMKG juga belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan atau aftershock.
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Warga juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais