
KATHMANDU (Lentera) - Demonstrasi di Nepal makin rusuh dan mencekam. Mengutip laman Newsweek, Rabu (10/9/2025), pembakaran yang dilakukan massa berujung kematian istri mantan perdana menteri (PM).
Dilaporkan bagaimana istri mantan PM Nepal Nepal Jhala Nath Khanal tewas setelah terbakar hidup-hidup ketika rumahnya dibakar warga yang marah, Selasa. Demo anti pemerintahan telah menyebar di negara itu, akibat larangan 26 aplikasi media sosial- termasuk Facebook dan X-, yang mwrembet ke kecaman pada pemerintah yang korup.
Mengutip Times of India, istri eks PM itu bernama Rajyalaxmi Chitrakar. Kondisinya kritis setelah pembakaran itu, mengutip laman ANI.
"Menurut sumber keluarga, Chitrakar di dalam rumah ketika pendemo membakar gedung itu. Dia dilarikan ke RS Kirtipur Burn dalam kondisi kritis tetapi menyerah dengan luka-luka yang dideritanya," muat laman itu.
Dalam update Rabu siang, total 22 orang tewas dalam demo dan kerusuhan Nepal. Sebanyak 500 orang lain terluka di kekacauan yang pecah di Kathmandu dan kota lain seperti Pokhara, Butwal, serta Birgunj.
Militer Ambil Alih
Di sisi lain, Presiden Nepal Ram Chandra Poudel mengundurkan diri beberapa jam setelah Perdana Menteri KP Sharma Oli mundur.
Pengunduran Poudel ini meninggalkan Nepal tanpa pemimpin eksekutif di tengah situasi yang makin chaos ini.
News18 melaporkan kekosongan pemimpin ini membuat militer Nepal kemungkinan mengambil alih kekuasaan.
Panglima Militer Nepal Ashok Raj Sigdel dikabarkan akan mengeluarkan pernyataan dalam waktu dekat.
Selain rumah PM Oli dan beberapa menteri Nepal, Kediaman Poudel juga menjadi sasaran amarah pedemo.
Sekelompok pedemo membobol masuk kawasan rumah Poudel, membakar, dan menjarah barang-barang berharga.
Imbas situasi yang makin kacau, militer Nepal mengevakuasi para menteri kabinet pemerintah.
Kathmandu Post melaporkan militer Nepal mulai mengevakuasi para menteri dari rumah dinas mereka di Kawasan Bhaisepati menggunakan helikopter.
Pejabat keamanan senior Nepal juga menuturkan militer telah memperketat pengamanan Gedung Parlemen.
Pejabat pemerintah lain juga telah dievakuasi ke barak militer dan mendapat pengamanan yang lebih ketat dari biasanya.
Nepal terus berada dalam krisis politik usai ribuan massa yang terdiri dari generasi Z yang mayoritas adalah pelajar turun ke jalan memprotes pemerintahan yang korup.
Demonstrasi terus meluas hingga puncaknya pada Senin (8/9) bentrokan tak terelakkan antara pemrotes dan polisi sampai menewaskan 19 orang dan melukai ratusan lainnya.
Amarah pedemo makin menjadi setelah pemerintah memblokir puluhan aplikasi media sosial dan situs online lainnya yang dianggap demonstran sebagai upaya pembungkaman.
Editor:Widyawati/berbagai sumber