12 September 2025

Get In Touch

Israel Serang Qatar, Putra Negosiator Hamas Tewas

Militer Israel membombardir ibu kota Qatar, Doha. (Tangkapan layar)
Militer Israel membombardir ibu kota Qatar, Doha. (Tangkapan layar)

DOHA (Lentera) - Pejabat senior Hamas, Suhail al-Hindi, menyebut putra dan ajudan negosiator utama Hamas, Khalil al-Hayya, tewas akibat serangan Israel di Doha, Qatar. Namun, Suhail memastikan para pemimpin senior Hamas selamat.

"Para pemimpin Hamas selamat dari upaya pembunuhan pengecut itu," kata Suhail kepada Al Jazeera, seraya menambahkan bahwa putra dan ajudan negosiator Khalil al-Hayya termasuk di antara yang tewas, Rabu (10/9/2025).

Hamas mengatakan serangan Israel itu bertujuan untuk menggagalkan perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

"Ini sekali lagi mengungkapkan sifat kriminal dari pendudukan dan keinginannya untuk merusak setiap peluang untuk mencapai kesepakatan," kata Hamas.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan serangan militer Israel di Doha merupakan operasi independen dan tanggung jawab penuh Israel.

"Tindakan hari ini terhadap para pemimpin Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen," kata kantor Netanyahu dalam sebuah unggahan media sosial, dilansir Aljazeeram

"Israel yang memulainya, Israel yang melaksanakannya, dan Israel bertanggung jawab penuh," lanjut Netanyahu.

Baik militer Israel maupun Netanyahu tidak secara eksplisit merujuk lokasi serangan di ibu kota Qatar dalam pernyataan mereka.

Militer Israel membombardir ibu kota Qatar, Doha. Pihak Israel mengaku menargetkan para pemimpin senior Hamas yang berada di Doha, tempat biro politik kelompok Palestina tersebut bermarkas.

"IDF (militer Israel) dan ISA (badan keamanan) melakukan serangan tepat sasaran yang menargetkan para pemimpin senior organisasi teroris Hamas," kata militer Israel dilansir AFP.

Pihak Israel menyampaikan kembali pihaknya mengincar Hamas yang telah melakukan pembantaian pada 7 Oktober 2023 silam di Israel.

"Selama bertahun-tahun, para anggota kepemimpinan Hamas ini telah memimpin operasi organisasi teroris, bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober (2023), dan telah mengatur serta mengelola perang melawan Negara Israel," kata militer Israel.

Trump Bantah Terlibat

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bil keputusan Israel untuk menyerang Qatar dibuat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan bukan oleh dirinya.

"Pengeboman sepihak di dalam wilayah Qatar, sebuah Negara Berdaulat dan Sekutu dekat Amerika Serikat, yang bekerja sangat keras dan dengan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi Perdamaian, tidak mendahulukan tujuan Israel atau Amerika," tulis Trump di media sosial.

"Namun, melenyapkan Hamas, yang telah mengambil keuntungan dari penderitaan mereka yang tinggal di Gaza, adalah tujuan yang layak," lanjutnya, seperti dilansir Reuters.

Qatar sendiri mengutuk keras apa yang digambarkannya sebagai "serangan pengecut Israel". Qatar juga membenarkan bahwa serangan itu telah menghantam bangunan tempat tinggal yang menampung beberapa anggota biro politik Hamas.

"Serangan kriminal ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap semua hukum dan norma internasional, dan menimbulkan ancaman serius bagi keamanan dan keselamatan warga Qatar dan penduduk di Qatar," kata kementerian luar negeri Qatar dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Middle East Eye.

Editor:Widyawati/berbagai sumber 
 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.