
JAKARTA (Lentera)-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan saham sore ini, Senin (8/9/2025). IHSG turun 100,498 poin (1,28 persen) ke 7.766,849 saat Presiden Prabowo melakukan reshuffle kabinet.
Salah satunya yang dicopot adalah Sri Mulyani dan digantikan Purbaya Yudhi Sadewa dari posisi Menteri Keuangan. Hengkangnya Sri Mulyani dari kabinet Prabowo diprediksi membuat investor melakukan aksi jual dalam jangka pendek.
Pergerakan IHSG pada hari ini dibuka di zona hijau atau naik 58,710 poin (0,75 persen) ke 7.926,058. Selanjutnya pada penutupan sesi I, indeks saham naik 45,600 poin (0,58 persen) ke 7.912,948.
IHSG tetap berada di zona hijau saat isu reshuffle kabinet mencuat. Namun, jelang penutupan atau sekitar pukul 15.00 WIB mulai turun dan memasuki zona merah pada 15.40 WIB.
Pergerakan IHSG terus merosot tajam. Sempat sedikit naik pada pukul 15.49 WIB hingga pada akhirnya anjlok menyentuh 1,28 persen pada sesi penutupan perdagangan.
Indeks LQ45 juga melemah 16,213 poin (2,03 persen) ke 783,591. Sebanyak 232 saham naik, 451 saham turun, dan 121 saham stagnan. Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 2.231.196 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 36,688 miliar saham senilai Rp 20,202 triliun.
Saham top losers sore ini di antaranya: Ginting Jaya Energi (WOWS) turun 18 poin atau 14,63 persen ke 105; Humpuss Maritim Internasional (HUMI) turun 20 poin atau 12,42 persen ke 141; Pyridam Farma (PYFA) turun 65 poin atau 11,40 persen ke 505; MNC Digital Entertainment (MSIN) turun 75 poin atau 11,28 persen ke 590; Sumber Sinergi Makmur (IOTF) turun 11 poin atau 10,78 persen ke 91.
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah sore ini menguat 123 poin (0,75 persen) ke Rp 16.309 terhadap dolar AS.
Analis pasar modal dari Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menyebut kabar reshuffle ini menjadi sentimen besar lantaran Sri Mulyani sudah lama dianggap sebagai simbol kredibilitas fiskal Indonesia di mata investor global.
Felix juga menilai begitu kabar reshuffle keluar, wajar Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) langsung menurun karena pasar masih mencari kepastian arah kebijakan fiskal ke depan.
“Investor khawatir, apakah disiplin fiskal dan transparansi yang selama ini jadi pegangan masih akan terjaga,” kata Felix, Senin (8/9/2025).
Meskipun demikian, Felix menilai Purbaya bukan sosok baru di bidang ekonomi. Rekam jejaknya panjang, termasuk pernah menjabat Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Menurutnya, bila Purbaya bisa konsistensi disiplin fiskal, defisit tetap terkendali, dan koordinasi dengan Bank Indonesia berjalan baik, pasar akan cepat beradaptasi.
“Jadi jangka pendek memang ada shock dan aksi jual dulu, tapi jangka menengah bisa stabil kembali selama komunikasi kebijakan jelas,” ungkapnya.
Ekonom bidang Industri dan Global Markets dari Bank Maybank, Myrdal Gunarto menyebut pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani cukup mengejutkan meski kabarnya sudah beredar sejak pekan lalu.
Menurutnya, penggantian ini akan memicu reaksi negatif bagi pasar keuangan karena kredibilitas dari Sri Mulyani ini kan juga sudah teruji.
“Cuma ya, life must go on, kita berharap sih dengan adanya reshuffle ini, sinergi antar kementerian juga lebih kuat, dan kementerian keuangan juga bisa lebih all out ya dalam mendukung program-program Asta Cita pemerintah ataupun juga program prioritas pembangunan pemerintah,” ungkapnya.
Di sisi lain, Gunarto menilai dari kondisi global saat ini sedang kondusif dan kondisi sosial politik kita juga sudah membaik dari kondisi pekan lalu sehingga keputusan yang dilakukan oleh Presiden patut dihormati.
“Apalagi juga penggantinya Pak Purbaya ini awalnya dari market, dari Danareksa, sempat jadi Chief Economist juga di Dana Reksa,” kata Gunarto.
Menurutnya, wajar jika pasar mengalami shock di awal, mengingat rekam jejak Sri Mulyani yang panjang sebagai Menteri Keuangan. Namun, ia menilai dari sisi kompetensi Purbaya cukup bagus, kuat dan layak untuk menggantikan Sri Mulyani.
“Jadi saya lihat shock pasti ada, cuma untuk penggantinya kita lihat kompetensinya kuat, dan dari sisi background-nya juga sudah cukup lama berada di sisi pemerintahan, baik itu menjadi Ketua LPS, menjadi eselon satu di Kementerian Menko Maritim Invest, maupun juga sempat menjadi lingkaran di kantor sekretariat Wakil Presiden,” ungkapnya.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber