
BANJARMASIN (Lentera) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) sudah menyerahkan delapan jasad korban kecelakaan Helikopter BK117 D3 kepada RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan (Kalsel). Kotak hitam atau black box armada milik Eastindo Air yang jatuh di kawasan hutan Desa Emil Baru, Mentewe, Tanah Bumbu inipun juga telah ditemukan.
Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyerahkan delapan jasad itu kepada Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr Muhammad El Yandiko di RS Bhayangkara Banjarmasin, Jumat dini hari.
“Kami serahkan kepada Polda Kalsel untuk diidentifikasi lebih lanjut identitas delapan jasad,” ujar dia.
Yudhi memimpin rombongan berangkat dari Kabupaten Tanah Bumbu menggunakan enam ambulans pada Rabu (4/9/2025) sekitar pukul 22.30 WITA dan tiba di RS Bhayangkara Banjarmasin pada pukul 02.45 WITA, menempuh perjalanan darat.
“Semua keluarga korban sudah kami hubungi dan mereka sudah tiba di Banjarmasin. Mari kita berdoa supaya semua lancar,” tuturnya.
“Kotak hitam ketemu ya. Ekor helikopter juga masih tersisa, bodi heli terbakar,” ujar dia.
Yudhi menuturkan penyebab kecelakaan helikopter ini nanti akan diungkap oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan lembaga terkait.
Selanjutnya pada Jumat (5/9/2025) sekitar pukul 09.00 WITA, Basarnas dan RS Bhayangkara Banjarmasin akan menggelar konferensi pers terkait penanganan lebih lanjut terhadap delapan jasad korban kecelakaan helikopter.
Tim SAR gabungan menemukan bangkai helikopter di titik 03° 5’6” S – 115° 37’39.07” E, kawasan hutan sekitar Desa Emil Baru, Kecamatan Mentewe, Tanah Bumbu, Kalsel, pada Rabu (3/9/2025) sekitar pukul 14.45 WITA, pada jarak sekitar 700 meter dari titik koordinat yang sebelumnya diberikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).Helikopter tersebut dinyatakan hilang pada Senin (1/9/2925) sekitar pukul 08.54 WITA.
Kemenhub Dukung KNKT Investigasi
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menegaskan dukungan penuh terhadap investigasi yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) guna mengungkap penyebab jatuhnya helikopter BK117 D3 milik Estindo Air di Kalimantan Selatan.
“Kami mendukung penuh proses investigasi oleh KNKT untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai penyebab insiden ini," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Lukman F. Laisa di Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Dukungan investigasi itu, menurut Lukman sangat penting agar penyebab insiden dapat terungkap secara menyeluruh dan menjadi pijakan kuat dalam langkah peningkatan standar keselamatan penerbangan nasional, khususnya transportasi udara berbasis helikopter.
"Dan hasilnya akan menjadi masukan penting dalam peningkatan keselamatan penerbangan ke depan,” ujar Lukman.
Lukman menyampaikan duka cita mendalam kepada seluruh keluarga kru dan penumpang yang menjadi korban dalam musibah itu.
"Semoga para almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan dalam menghadapi cobaan ini," ucap Lukman.
Delapan korban yang telah dikonfirmasi meninggal dunia dalam musibah itu yakni Capt. Haryanto (Pilot in Command) Warga Negara Indonesia; Engineer Hendra (Crew) Warga Negara Indonesia.
Selanjutnya enam orang penumpang yakni Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Iboy Irfan Rosa (Warga Negara Indonesia); dan tiga orang lainnya merupakan Warga Negara Asing (WNA) yakni Mark Werren asal Australia, Santhakumar Prabhakaran asal India, dan Claudinei Pereira Quinto asal Brasil.
Selain dukungan investigasi, Kemenhub menegaskan kembali komitmen memperkuat pengawasan serta pelaksanaan regulasi keselamatan penerbangan, terutama terhadap helikopter yang beroperasi di wilayah dengan kondisi geografis sulit dan tantangan alam ekstrem.
“Kami akan terus memperkuat pengawasan sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko dan peningkatan kualitas keselamatan penerbangan di Indonesia," ujarnya.
Editor:Widyawati/berbagai sumber