
JAKARTA (Lentera)- Fakta baru terungkap dalam tragedi hilangnya bHelikopter PK-RGH milik Eastindo Air di Kalsel. Tiga dari delapan orang yang ada di dalam nelikopter jenis BK117-D3 tersebut ternyata merupakan warga negara asing (WNA).
Helikopter itu hilang kontak di wilayah Kecamatan Mentewe, Kotabaru Kalimantan Selatan (Kalsel), sejak Senin (1/9/2025).Tim SAR hingga saat ini masih belum menemukan keberadaan pesawat tersebut
Dalam daftar manifes, tiga WNA tersebut adalah Mark Werren, WN Amerika Serikat; Santha Kumar, WN India dan Claudine Quito, WN Brasil.
Sementara untuk lima penumpang lainnya merupakan WNI, yaitu Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, dan Iboy Irfan Rosa.Adapun kru adalah Kapten Haryanto sebagai pilot dan Hendra sebagai engineer.
Eastindo Air sebagai pemilik heli merupakan perusahaan yang bergerak di bidang layanan penerbangan sewaan (air charter) yang berbasis di Jakarta.
Jasa charter yang mereka layani adalah penerbangan helikopter, penerbangan untuk keperluan survei udara, evakuasi medis, dan penerbangan untuk penanggulangan bencana, seperti pemadaman kebakaran dari udara.
“Saat ini tim gabungan masih melakukan pencarian, medan yang merupakan hutan rimbun tentu menjadi kendala, dan cuaca buruk juga sangat berpengaruh dalam pencarian melalui jalur udara,” kata Kepala Basarnas Banjarmasin I Putu Yudiana, Rabu (3/9/2025).
Basarnas bersama unsur TNI, Polri, dan relawan masih terus berupaya menelusuri lokasi hilangnya kontak.
“Pencarian dilakukan dari darat maupun udara dengan harapan seluruh korban dapat segera ditemukan,” kata Sudayana.
Helikopter hilang kontak saat melintas di Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Senin (1/9/2025).
Helikopter yang berangkat dari Bandara Gusti Sjamsir Alam, Kotabaru menuju Palangka Raya, Kalimantan Tengah itu terakhir kali terdeteksi di kawasan Air Terjun Mandin Damar.
Editor:Widyawati/berbagai sumber