21 August 2025

Get In Touch

Dinsos Kota Malang Buat Regulasi Baru Bagi Siswa dan Orang Tua di SRMP 16

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang, Donny Sandito. (Santi/Lentera)
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang, Donny Sandito. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang membenarkan adanya siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 16 Kota Malang, yang sempat pulang tanpa izin atau "kabur" pada minggu pertama masuk asrama.

 

Menyikapi hal itu, Dinsos-P3AP2KB Kota Malang menyebut telah dibuat regulasi baru yang memperbolehkan orang tua menjenguk anak pada waktu tertentu, agar siswa lebih kerasan tinggal di asrama.


"Itu di awal-awal dulu. Jadi memang tugas berat kami itu adalah mengupayakan supaya anak-anak bisa kerasan, aman, dan nyaman di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 16," ujar Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, Rabu (20/8/2025).

 

Menurut Donny, semua siswa memiliki latar belakang sosial yang berbeda-beda. Kondisi ini membuat sebagian dari mereka membutuhkan waktu lebih untuk beradaptasi dengan aturan kehidupan berasrama.


Ditambahkannya, berdasarkan laporan terakhir, terdapat dua siswa yang sempat pulang tanpa izin karena ingin bertemu orang tua. Namun, keduanya segera dijemput kembali oleh tim pendamping.

 

"Tidak sampai sehari. Begitu nyampe rumah, tim kami sudah ada di sana. Mereka hanya bilang kepingin ketemu ibu dan sebagainya," jelasnya.


Peristiwa tersebut, kata Donny, menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya. Dari evaluasi itu kemudian lahir regulasi baru yang memberi kesempatan bagi orang tua untuk menjenguk anak pada hari-hari tertentu. Orang tua juga diperbolehkan membawa makanan kesukaan anaknya di akhir pekan.


"Awalnya di masa basis tiga bulan, siswa memang tidak boleh menerima kunjungan orang tua. Pun orang tua tidak diperkenankan mengunjungi anaknya. Akhirnya ada pola yang diubah sehingga anak-anak bisa lebih kerasan di sini," ungkapnya.


Donny menegaskan, kebijakan baru ini telah disampaikan dan dikoordinasikan dengan PIC Sekolah Rakyat di Kota Malang serta diteruskan ke pusat. Pendamping asrama juga turut menjembatani komunikasi antara siswa dengan orang tua apabila ada yang rindu rumah.

 

"Ada SOP-nya dari SR, sudah mulai diterapkan," tambahnya.


Sementara itu, Kepala SRMP 16 Kota Malang, Rida Afrilyasanti menjelaskan peristiwa siswa yang sempat pulang tanpa izin terjadi saat minggu-minggu awal masa adaptasi, hal tersebut wajar mengingat siswa masih menyesuaikan diri dengan rutinitas baru.


Rida menyebut, dua bulan pertama di SRMP memang difokuskan sebagai masa persiapan dan pengenalan. Pada periode tersebut, kegiatan pembelajaran formal belum dijalankan sepenuhnya, melainkan lebih banyak berisi aktivitas pembiasaan hidup di asrama.


Dalam program persiapan ini, SRMP 16 juga melibatkan berbagai pihak, seperti instruktur dari Indonesia Sehat Jiwa, TNI/Polri, Kominfo, hingga Perpustakaan Kota Malang. Selain itu, dilakukan pula matrikulasi untuk memetakan kebutuhan belajar, kemampuan awal, dan minat bakat siswa.


Rida menambahkan, setelah lebih dari satu bulan berjalan, kondisi siswa menunjukkan perkembangan positif.

 

"Alhamdulillah anak-anak sudah semakin kerasan, sudah bisa berteman, dan beradaptasi dengan jadwal yang ada. Sudah mulai tertata," ujarnya.


Ia menilai, pengalaman yang dialami siswa pada minggu pertama merupakan hal yang lumrah.

 

"Sama dengan di pesantren atau sekolah berasrama lainnya, minggu awal biasanya ada penyesuaian. Tetapi sekarang sudah lebih baik," pungkasnya.

 

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.