
BANGKOK (Lentera)-Badai Tropis Wipha yang melanda Thailand sejak bulan lalu telah menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor yang menelan korban jiwa. Hingga Sabtu (2/8/2025), enam orang dilaporkan tewas, dan lebih dari 230 ribu jiwa terdampak di seluruh negeri.
Menurut Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Minggu (3/8/2025), hujan lebat yang dipicu Badai Wipha telah mengakibatkan genangan air di 12 provinsi sejak 21 Juli. Sebagian besar wilayah yang terdampak berada di bagian utara dan tengah Thailand.
Kondisi ini telah menimbulkan kekhawatiran serius akan potensi kerusakan lebih lanjut dan ancaman terhadap keselamatan warga.
"Kami memantau secara ketat dampak badai hujan Wipha dan berkoordinasi dengan provinsi-provinsi terdampak untuk membantu mereka yang membutuhkan," kata juru bicara badan tersebut.
Pernyataan ini menunjukkan upaya pemerintah Thailand dalam merespons bencana dan memberikan bantuan darurat kepada masyarakat yang terkena dampak.
Visual yang beredar di media sosial menggambarkan parahnya situasi di lapangan. Foto-foto menunjukkan kondisi banjir yang keruh, di mana air menggenangi permukiman hingga setinggi pinggang orang dewasa. Karung-karung pasir terlihat menumpuk di luar rumah, menjadi upaya warga untuk membendung air.
Sejumlah warga juga terlihat menggunakan perahu plastik sebagai alat transportasi darurat untuk melewati jalan-jalan yang terendam, menandakan lumpuhnya akses darat akibat banjir.
Meskipun demikian, ada sedikit kabar baik. Departemen Meteorologi Kerajaan Thailand memperkirakan curah hujan akan mereda dalam beberapa hari mendatang. Hal ini diharapkan dapat membantu penurunan ketinggian air dan mempercepat proses surutnya genangan.
Thailand memang mengalami musim hujan lebat tahunan antara bulan Mei dan Oktober. Namun, para ilmuwan mengemukakan bahwa perubahan iklim akibat ulah manusia telah menyebabkan pola cuaca yang lebih intens dan ekstrem. Kondisi ini secara signifikan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir yang jauh lebih parah di masa depan.
Fenomena ini menjadi pengingat global akan urgensi mitigasi perubahan iklim.
Bencana banjir berskala besar bukanlah hal baru bagi Thailand. Sebelumnya, pada tahun 2011, banjir meluas telah melanda sebagian besar wilayah negeri itu, menewaskan lebih dari 500 orang dan menyebabkan kerusakan pada jutaan rumah di seluruh penjuru negara.
Editor:Widyawati/berbagai sumber