
Surabaya - Pandemik virus corona atau covid-19 di seluruh dunia telah merubah tatanan kehidupan manusia di seluruh belahan bumi ini. Semua lini kehidupan manusia terimbas keberadaan virus ini, mulai perekenomian, politik, hingga olahraga
Sektor pendidikan juga tidak luput terkena imbasnya.Pertemuan siswa dan guru yang awalnya dilakukan dengan tatap muka di kelasharus terpisahkan karena polapembelajaran berubah menjadi daring. Kondisi pola pembelajaran ini tak mengenaljenjang sekolah, mulai dari TK hingga perguruan tinggi, semua dilakukan secaradaring.
Pembelajaran dengan pola baru ini mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya, terutama bagi para guru. Dr. Bachtiar S Bachri M.Pd, Ketua Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Negeri Surabaya menyebutkan bahwa pembelajaran yang saat ini ditempuh bukan pilihan terbaik, karena keputusan ini diambil dalam kondisi keterpaksaan dan belum ada kesiapan.
"Pembelajaran e-learning ini bukan berarti tidak baik, hanya bukan satu-satunya yang terbaik. Maka dari itu, tantangannya adalah harus segera bertindak untuk menemukan cara lain agar dapat mencapai efektivitas dalam proses belajar," tuturnya
Lebih lanjut, disampaikan, bahwa dalam ilmu Teknologi Pendidikan ada 3 variabel yang benar-benar harus diamati, yakni variabel kondisi, metode, dan hasil.
"Variabel hasil berbicara tentang tujuan (belajar) yanghendak dicapai. Untuk mencapai tujuan itu, caranya bagaimana (metodenya), danuntuk melakukan cara itu kondisi apa yang harus ada," tandasnya.
"Sehingga dalam pembelajaran di era pandemik ini, perhatikan benar-benar 3 variabel ini: variabel kondisi, metode, dan hasil," sambungnya. (eko)
Artikel ini kerjasama Lentera Today & Guruku Hebat