04 July 2025

Get In Touch

Mendikdasmen Sebut 20 Persen Siswa SLTA Alami Putus Sekolah

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti dalam acara peluncuran \
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti dalam acara peluncuran \"Gerakan 1.000 Anak Putus Sekolah SMK Berdaya Lewat Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Program Kecakapan Wirausaha (PKW)\" di Jakarta, Senin (30/6/2025). (ANTARA)

JAKARTA (Lentera) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebut bahwa sebanyak 20 persen siswa pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan.

"Angka putus sekolah di jenjang SLTA itu masih sangat tinggi. Masih lebih dari 20 persen anak-anak usia sekolah yang jenjang SLTA itu berhenti sekolah," kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti di Jakarta, Senin (30/6/2025).

Menurut Mendikdasmen, ada sejumlah faktor penyebab anak mengalami berhenti sekolah.

"Yang pertama mereka tidak melanjutkan karena alasan ekonomi. Sebagian bukan karena alasan ekonomi, tetapi karena alasan yang berkaitan dengan ketersediaan, sarana, dan prasarana yang tidak memungkinkan mereka untuk belajar. Semangatnya ada, ekonominya ada. Tapi lembaganya tidak ada," kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti.

Penyebab ketiga, kata dia, perkawinan anak. "Ada realitas dimana pernikahan dini di negara kita masih sangat tinggi," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, pandangan masyarakat yang menomorduakan pendidikan.

Pihaknya mencontohkan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), banyak orang-orang yang memilih untuk bekerja dibandingkan menempuh pendidikan.

"Sumbawa itu banyak orang yang tidak sekolah, karena mereka sudah bisa bekerja, mendapatkan income yang lumayan tinggi tanpa harus sekolah. Mereka bekerja di sektor-sektor non-formal di pertambangan. Mereka bisa mendapatkan per hari itu antara Rp300 ribu sampai Rp350 ribu. Mereka mikir-nya tidak usah sekolah, sudah dapat pendapatan kayak gini. Ini juga menjadi salah satu tantangan tersendiri," kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti.

Untuk itu, lanjut Mendikdasmen, pemerintah berupaya mengentaskan angka anak putus sekolah lewat Gerakan 1.000 Anak Putus Sekolah SMK Berdaya Lewat Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Program Kecakapan Wirausaha (PKW).

Program tersebut, kata dia, diharapkan mampu menurunkan angka anak putus sekolah dan mengoptimalkan bonus demografi demi mencapai target Indonesia Emas 2045.

Co-Editor: Nei-Dya/rls

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.