03 July 2025

Get In Touch

Media Sosial Peluang Ekonomi Bagi Anak Muda

Anggota DPRD Jatim, Fauzan Fuadi
Anggota DPRD Jatim, Fauzan Fuadi

SURABAYA (Lentera) -Anggota DPRD Jawa Timur, Fauzan Fuadi menegaskan pentingnya pendampingan bagi anak muda dalam pemanfaatan media sosial sebagai peluang meningkatkan perekonomian. 

“Sekarang masyarakat kita ini happening dengan model-model mencari ekonomi dengan memanfaatkan sosial media,” ungkap Fauzan Fuadi, Selasa (02/07/2025).

Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim ini menyatakan bahwa banyak anak muda yang antusias mengembangkan potensi diri di media sosial, tetapi belum mengetahui cara memanfaatkannya secara profesional agar memberikan nilai ekonomi atau manfaat sosial.

“Bagaimana memanfaatkan akun sosial media yang mereka punya itu secara profesional. Supaya di situ tidak hanya sekadar gaya-gayaan punya akun sosial media, eksistensi diri dan seterusnya. Tapi betul-betul di situ ada muatan ekonomi atau manfaat sosial, atau manfaat-manfaat lain yang bisa didapat tidak hanya sekadar gaya-gayaan,” jelasnya.

Sehingga, Fauzan menegaskan pentingnya pendampingan terhadap pemula yang belum memiliki modal sosial seperti pesohor atau influencer. Menurutnya, tanpa dukungan yang sistematis, potensi ekonomi digital dari kalangan pemuda akan sulit berkembang secara merata.

“Itu kan berarti perlu dibina. Karena selama ini yang memanfaatkan sosial media yang menghabiskan ya mereka yang dengan tingkat pengaruh ke masyarakat yang sudah sangat luas. Artinya pesohor-pesohor, artis atau mereka yang sudah punya modal follower besar, sehingga mau memanfaatkan akunnya itu atau followernya untuk kepentingan ekonomi itu bisa,” paparnya.

“Sementara yang pemula, yang mulai dari awal, kan tidak bisa kalau tidak didampingi. Nah ini pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi semua mesti berkolaborasi untuk membuat tools yang dari atas ke bawahnya itu seragam. Jangan jalan sendiri-sendiri, kalau jalan sendiri-sendiri tidak bisa,” imbuhnya

Lebih lanjut, Fauzan menilai bahwa program pelatihan yang diberikan pemerintah selama ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan riil generasi muda. Ia menekankan bahwa keberhasilan pelatihan bukan diukur dari jumlah kegiatan, tetapi dari relevansi materi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

“Pelatihan tetap, cuma isu pelatihannya apa, harus diubah. Karena banyak yang bisa dimanfaatkan tapi belum dilakukan,” pungkasnya.

Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.