26 June 2025

Get In Touch

Jamaah Umrah Indonesia Terancam Batal Berangkat, Dampak Perang Timur Tengah

Ilustrasi jamaah umrah di Arab Saudi. (foto:ist/dok.CNN Indonesia)
Ilustrasi jamaah umrah di Arab Saudi. (foto:ist/dok.CNN Indonesia)

JAKARTA (Lentera) - Ketegangan di kawasan Timur Tengah (Timteng) yang kian memanas menyusul serangan balasan Iran ke Pangkalan Militer Amerika Serikat (AS) di Al Udeid, Qatar, Selasa (24/6/2025) turut mengancam keberangkatan jemaah umrah asal Indonesia.

Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Muhammad Firman Taufik mengatakan serangan rudal yang diluncurkan Iran ke wilayah Qatar, mengakibatkan banyak maskapai dari dan ke Timteng membatalkan penerbangan mereka.

Hal ini juga disebut berdampak, pada beberapa penerbangan jemaah haji dan umrah asal Indonesia. Firman menambahkan pembatalan atau penjadwalan ulang juga dapat terjadi sewaktu-waktu bagi calon jamaah umrah Indonesia yang akan berangkat ke Arab Saudi, mengingat eskalasi dampak perseteruan Iran dan zionis Israel.

"Dampak terburuknya adalah ditutupnya wilayah udara Saudi baik secara temporer maupun jangka panjang," tandas Firman lewat keterangan tertulis mengutip CNN Indonesia, Selasa (24/6/2025).

Ia menegaskan, bahwa secara hukum, pembatalan atau penjadwalan ulang pemberangkatan ke Saudi di saat-saat seperti ini masuk dalam klausul force majeure.

Firman berharap ke depan harus ada edukasi kepada jemaah terkait plan yang akan dijalankan mulai dari penjadwalan ulang hingga pembatalan, resiko biaya yang akan timbul, serta hal-hal lainnya dengan mengedepankan musyawarah dan mufakat.

"Gambarannya kurang lebih sama dengan yang pernah terjadi pada 2020 ketika secara mendadak Saudi menutup diri karena pandemi Covid-19," pungkas Firman.

Merespon situasi ini, Firman mengimbau bagi Anggota HIMPUH yg masih berada di Saudi dan akan kembali ke Jakarta agar terus menerus berkoordinasi dengan pihak maskapai penerbangan.

"Persiapkan langkah antisipasi, aturan intinya airlines punya kewajiban memulangkan. Jadi semisal delay pun airlines punya kewajiban untuk menyediakan akomodasi dan konsumsi," ujar  baru-baru ini.

Bagi Anggota HIMPUH yang jemaahnya dalam proses pemulangan ke Indonesia dan masih berada di negara transit, agar segera berkomunikasi dengan KBRI atau KJRI setempat.

"Laporkan manifes jemaah, agar pemerintah tahu persis data-data jemaah. Sama seperti halnya mereka yang di Saudi, di negara transit pun airlines punya kewajiban memulangkan, serta memfasilitasi akomodasi dan konsumsi," jelas Firman.

Menurut Firman, saat ini masih terdapat jemaah haji Anggota HIMPUH yang berada di Saudi dan akan pulang mulai hari ini hingga 28 Juni mendatang. Di antaranya ada yang akan melewati negara transit: Singapore, Oman, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) imbuhnya.

 

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.