18 May 2025

Get In Touch

Aksi Bela Palestina: Hari Nakba Diusulkan Jadi Hari Tragedi Kemanusiaan

Massa aksi bela Palestina di kawasan Monas, Minggu (18/5/2025) -Ant
Massa aksi bela Palestina di kawasan Monas, Minggu (18/5/2025) -Ant

JAKARTA (Lentera) -Ketua Komite Pengarah Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP), Din Syamsuddin meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 15 Mei yang kini dikenal sebagai Hari Nakba menjadi Hari Tragedi Kemanusiaan Internasional.

Seruan tersebut disampaikan Din Syamsuddin dalam aksi solidaritas untuk Palestina yang digelar di pintu selatan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (18/5/2025).

"Kami mengusulkan agar Hari Nakba tidak hanya menjadi catatan sejarah Palestina, tetapi menjadi peringatan global akan tragedi kemanusiaan agar tidak terulang kembali di zaman modern," ujar Din.

Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengapresiasi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang konsisten menyuarakan dukungan bagi kemerdekaan Palestina. Namun, menurut Din, dukungan tersebut harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

“Kami mendorong Indonesia untuk mengambil prakarsa global, menghimpun kekuatan negara-negara cinta damai demi menghentikan genosida di Gaza dan menolak campur tangan Amerika Serikat dalam konflik ini,” tambahnya.

Mantan Ketua Umum Muhammadiyah ini menilai, evakuasi warga Gaza yang kini ramai diperbincangkan bukanlah solusi utama, bahkan dapat menjadi bagian dari skenario rekonstruksi yang dikendalikan pihak yang mendukung penghancuran wilayah tersebut.

“Saya banyak berkomunikasi dengan pihak-pihak di Gaza. Mayoritas dari mereka menolak evakuasi karena takut tidak akan bisa kembali lagi. Solusi terbaik adalah membangun kembali Gaza, termasuk rumah sakit Indonesia yang telah hancur akibat serangan Israel,” tegasnya.

Ia mengusulkan agar Indonesia mengirim tenaga medis dan pasukan TNI untuk misi kemanusiaan di Gaza.

Dia juga mengingatkan bahwa dukungan Palestina terhadap Indonesia telah berlangsung sejak sebelum kemerdekaan.

Ia menyebut bahwa pada 13 September 1944, Mufti Palestina di pengasingan telah mengakui kemerdekaan Indonesia secara lisan lebih dari setahun sebelum proklamasi.

"Sudah saatnya kita membalas budi. Bangsa yang pernah dijajah selama lebih dari tiga abad harus peka terhadap penderitaan bangsa lain yang tengah mengalami penjajahan dan genosida," ucapnya.

Dia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk ikut terlibat dalam aksi-aksi solidaritas serupa di seluruh daerah, bukan hanya di ibu kota.

"Solidaritas kemanusiaan ini bukan hanya tentang agama, ini tentang kemanusiaan. Karena kita adalah manusia, ciptaan Tuhan, yang tidak boleh diam melihat penderitaan sesama," kata dia, dikutip Kompas.

Adapun aksi ini dihadiri sekitar 3.000 orang hingga pukul 08.30 WIB.

Massa mengenakan pakaian serba putih dan hitam memadati kawasan sejak pukul 06.00 WIB.

Mereka membawa bendera Palestina, banner, hingga atribut simbolik seperti kostum jurnalis Palestina yang gugur saat bertugas.

Aksi yang diserukan oleh Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) bertema “Genosida Belum Berhenti, Jangan Ada Nakba Lagi.” (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.