
PASURUAN (Lentera) - Ahmad Ardiansyah, anak dari pekerja serabutan mulai dari pemulung dan penjaga toilet komunal di Mandaranrejo, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan dengan penghasilan sekitar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per hari menyatakan siap untuk masuk di Sekolah Rakyat demi keinginanya untuk bisa hidup mandiri.
Anak 12 tahun yang akrab dengan panggilan Ardi ini mengaku mengerti jika sekolah rakyat memang mengusung konsep boarding school atau sekolah asrama, sehingga dia langsung siap ketika ditawari untuk masuk sekolah tersebut.
Bocah yang bercita-cita menjadi tentara itu pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Mensos Gus Ipul atas pembentukan Sekolah Rakyat. Sebab, langkah ini membantunya dalam meraih pendidikan yang lebih tinggi. "Terima kasih Pak Presiden, terima kasih Pak Menteri, saya bisa sekolah lagi," ujar Ardi dengan tangis haru saat dikunjungi Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Rabu (14/5/2025) dikutip dari laman kemensos.
Sementara itu, orangtua Ardi, Siti Aminah mengungkapkan awalnya mendapat informasi dari Ketua RT setempat bahwa anaknya memiliki kesempatan untuk menjadi calon siswa di Sekolah Rakyat. Dia kemudian bertanya kepada sang anak apakah bersedia atau tidak melanjutkan pendidikan jenjang SMP di Sekolah Rakyat Kota Pasuruan yang akan dibuka pada tahun ini. Siti menyebut, Ardi langsung menerima tawaran itu. "Mau. Anaknya ditanyain, langsung mau," ungkap Siti.
"Yang kita lihat secara khusus adalah putra yang usianya itu kelas 6 SD sekitar usia 12 tahun lah, yang akan lulus tahun ini yang menjadi calon salah satu siswa Sekolah Rakyat," kata Gus Ipul usai berbincang dengan Ardi dan orangtuanya.
Gus Ipul menekankan, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pembentukan Sekolah Rakyat ini bagi masyarakat yang berada di desil satu, yakni miskin dan miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan dengan baik dan layak.
"Presiden ingin mereka yang berpotensi untuk tidak melanjutkan sekolah. Mungkin juga putus sekolah, itu mendapatkan perhatian, mendapatkan akses yang lebih luas untuk bisa sekolah, salah satunya melalui Sekolah Rakyat," jelas Gus Ipul.
Setelah mengunjungi kediaman Ardi, Gus Ipul melanjutkan perjalanan menuju salah satu calon lokasi Sekolah Rakyat di Kota Pasuruan, yakni UPT SDN Kandangsapi 1. Dia meninjau sekolah tersebut sekitar 10 menit dan sempat menyapa para murid kelas 5 SD di salah satu ruangan.
Kemudian, Gus Ipul juga meninjau calon lokasi Sekolah Rakyat di Kabupaten Pasuruan yang menggunakan lahan dan bangunan bekas Kantor Bupati Pasuruan. "Ini salah satu titik yang akan dimulai penyelenggaraan (Sekolah Rakyat) tahun (ajaran) depan menggunakan kantor eks Bupati Pasuruan, yang sekarang pindah ke Bangil ya," terangnya.
Gus Ipul menjelaskan, saat ini proses renovasi sedang dilakukan di atas lahan seluas 8 hektare lebih tersebut. Nantinya, di lokasi ini akan menerima 6 rombongan belajar (rombel) berkapasitas 150 siswa dan dimulai dari jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Bupati Pasuruan, Rusdi Sutedjo mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Sosial untuk menyelenggarakan Sekolah Rakyat pada tahap pertama. Menurut dia, antusias masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di Sekolah Rakyat cukup besar. "Kuota dari 150 (siswa), yang daftar ke tempat kita kemarin (sampai) 450," ungkap Rusdi.
Saat ini, pembangunan Sekolah Rakyat dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama mencakup 53 titik di seluruh Indonesia dengan kapasitas sekitar 4.000 siswa.
Program ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mencegah putus sekolah di kalangan keluarga miskin ekstrem. Dengan pendekatan boarding school, anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung masa depan mereka. (*)
Editor : Lutfiyu Handi