06 May 2025

Get In Touch

Jemaah Tertua Kloter 10 Asal Gresik Berangkat Haji Hasil Memijat

Supinah Rusmini , jamaah haji tertua, asal Gresik.
Supinah Rusmini , jamaah haji tertua, asal Gresik.

 SURABAYA (Lentera) - Di balik wajah Supinah Rusmini yang sudah penuh dengan keriputan sebagai penanda bahwa usianya tak lagi muda karena memang sudah mecapai 91 tahun terpancarkan kebahagiaan penuh dengan rasa syukur. Betapa tidak, kini Supinah tengah berada di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) untuk terbang ke Tanah Suci menjalankan ibadah haji memenuhi kewajiban sebagai muslim, menunaikan Rukun Islam kelima. 

Sebagai orang biasa secara ekonomi, tentunya bukan hal yang mudah bagi Supinah untuk bisa berhaji. Dia harus mengumpulkan rupiah demi rupiah dari hasil memijat bayi dan anak-anak ini. Hingga akhirnya perjuangan bisa bisa berhaji itu terpenuhi, Supinah tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 10 yang berangkat ke tanah suci pada Minggu (4/5/2025) malam.

Berangkat haji di usianya yang sudah menginjak 91 tahun, Supinah menjadi jemaah tertua di  kloter 10. Ia berangkat ke tanah suci didampingi anak keenamnya, M. Ghufron. “Insya Allah, Ibu kondisinya sehat-sehat dan stabil. Kalau berbicara dengan beliau harus didekatkan ke telinga beliau karena pendengarannya sudah menurun.  Ibu juga ada darah tinggi yang perlu kami waspadai,” tutur Ghufron.
Ghufron menuturkan ibunya mendaftar haji pada 2019 bersama dengan kakak perempuannya.

“Qadarullah, kakak meninggal karena Covid, Ibu yang meminta saya untuk menemani beliau menggantikan kakak,” terangnya.

Ia bersyukur ibunya dapat berangkat lebih awal dari estimasi keberangkatan asalnya yakni sekitar tahun 2030. “Alhamdulillah saya dan ibu dapat berangkat  lebih awal dengan prioritas lansia,” tuturnya.

Lebih kanjut, Ghufron menuturkan ibunya telah menjadi tukang pijat bayi selama lebih dari lima puluh tahun. Ia mengawali profesinya sebagai dukun bayi yang membantu proses kelahiran ibu-ibu di desanya. 

Di usianya yang sudah mendekati 1 (satu) abad, Mbah Supinah masih bisa memijat anak-anak hingga 5 (ima) orang per hari. “Pijat anak-anak kan tidak lama,paling sekitar 10 menit sudah selesai,”  terangnya.

Lebih lanjut Ghufron menjelaskan ibunya menabung sedikit demi sedikit selama 20 tahun terakhir. Setelah terkumpul sebesar 25 juta, dengan dibantu anak-anaknya, Mbah Supinah mendaftar haji.

“Sejak muda, saya sudah ingin sekali mendaftar haji. Namun, apa daya, anak-anak saya saat itu ada 9 (Sembilan) orang. Masih memerlukan banyak biaya. Alhamdulillah sekarang anak-anak sudah mandiri semua, saya bisa daftar dan berangkat haji,” terang Mbah Supinah dengan lirih.

Ia berkeyakinan jika memiliki keinginan, apapun itu keinginannya mintalah kepada Allah SWT. “Jangan takut apalagi ragu. Mintalah kepada Gusti Allah, tidak ada menghalanginya,” ujarnya.

Kloter 10 dijadwalkan terbang ke tanah suci, Minggu malam pukul 23.00 WIB menuju Bandara Madinah dengan nomor penerbangan SV 5271. (*)

Reporter : Lut
Editor : Lutfiyu Handi
 

Share:
Negosiasi Ijazah...
Previous News
Negosiasi Ijazah...
Lentera.co.
Lentera.co.