
Tulungagung - Forum International Hospital Federation (IHF) Ke-43 yang di gelar di Oman, Uni Emirat Arab pada (8/11), menobatkan RSUD dr Iskak Tulungagung yang mewakili Indonesia sebagai rumah sakit terbaik dunia dalam hal penyelenggaraan layanan publik (corporate social responsibility).
Disampaikan Humas RSUD dr Iskak, Mochammad Rifai Minggu(10/11) anugerah "Gold Award For Hospital Social Responsibility" diumumkan dalam forum International Hospital Federation Congress and Award ke-43 yang diselenggarakan di Oman, Uni Emirat Arab (Jumat, 8/11 pukul 11.00 waktu Oman/UEA).
Penghargaan tingkat dunia itu diterima langsung oleh Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M.Kes yang secara khusus diundang dalam Kongres Federasi Rumah Sakit se-Dunia atau International Hospital Federation (IHF) itu di Muscat, Oman, Uni Emirat Arab (UEA) pada 6-9 November 2019. "Penyerahan penghargaan itu disaksikan oleh perwakilan direktur rumah sakit dari seluruh dunia yang hadir," tutur Rifai.
Dijelaskannya, RSUD dr Iskak Tulungagung menerima penghargaan "Gold Award", sebagai rumah sakit terbaik untuk kategori "IHF/Bionexo Excellence Award for Corporate Social Responsibility".
Tim penilai IHF menempatkan rumah sakit plat merah milik Pemkab Tulungagung yang telah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan untuk masyarakat di Provinsi Jawa Timur bagian barat ini, di atas Lembaga Kesehatan Dubai (Dubai Health Authority/UEA) yang meraih Silver Award dalam forum tersebut.
"RSUD dr Iskak Tulungagung ditetapkan sebagai juara umum berkat inovasi mereka di bidang manajemen penyelenggaran layanan publik, yakni "The New Concept Hospital Management combined with PSC," jelasnya.
Mengutip laman resmi IHF di http://worldhospitalcongress.org, ada enam rumah sakit dari lima negara berbeda yang menjadi kandidat penerima penghargaan rumah sakit terbaik untuk kategori "IHF/Bionexo Excellence Award for Corporate Social Responsibility".
Selain RSUD dr Iskak Tulungagung dari Indonesia, ada Aster DM Healthcare dan Dubai Health Authority dari UEA, Auna dari Peru, KPJ Pasir Gudang Specialist Hospital dari Malaysia, dan Manila Doctors Hospital dari Philippines.
Sementara itu Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M.Kes menyatakan jika ini merupakan pencapaian luar biasa dan sangat membanggakan bagi RSUD dr Iskak untuk menuju cita-cita rumah sakit yang 'go'internasional kata dr. Supriyanto mengawali pidato sambutannya di Forum IHF Congress and Award ke-43 di Muschat,Oman, UEA.
Kata Dokter Pri demikian dr Supriyanto biasa disapa, penghargaan ini menjadi pengakuan internasional konsep manajemen baru perumahsakitan di RSUD dr Iskak Tulungagung yang disinergikan dengan inovasi layanan PSC (Public Service Centre).
"Inovasi inilah mendasari penyelenggaraan perumahsakitan murah dan bermutu, serta bisa melayani 85 persen pasien BPJS di wilayah Provinsi Jawa Timur bagian barat sejak 2016," terangnya.
Manajemen perumahsakitan efektif dan efisien ini pula, yang membuat lembaga kesehatan plat merah milik Pemkab Tulungagung ini nyaris tak tergoyahkan. Meski klaim pembayaran atas pertanggungan layanan kesehatan bagi pasien BPJS Kesehatan, tertunggak hingga berbulan-bulan.
Layanan medis mereka tetap prima, kesehatan dan kesembuhan pasien menjadi prioritas tim medis RSUD dr Iskak.
Perpaduan "New Concept Management Hospital" dengan program PSC tersebut telah menghantarkan RSUD dr. Iskak Tulungagung menjadi salah satu rumah sakit pilihan masyarakat dengan index kepuasan masyarakat 83,05 pada 2018.
Selain itu, RSUD dr Iskak juga mencatatkan diri sebagai rumah sakit pemerintah paling mandiri di Indonesia dengan "cost recovery rate mencapai 87 persen (2018).
"Semua bisa kami lakukan berkat support bermakna dari pemerintah daerah dan pusat,tidak punya hutang, serta tetap melayani pasien tanpa diskriminasi dan gratis bagi si miskin non-kartu sehat (non-BPJS)," tandas dr Pri.
Meski dinobatkan sebagai rumah sakit terbaik yang diakui dunia, Dokter Pri berjanji seluruh tim medis dan manajemen RSUD dr Iskak Tulungagung tidak akan larut dalam eforia kebanggaan. Penghargaan internasional ini justru menjadi pelecut bagi mereka, untuk terus berbenah dan berinovasi guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pungkasnya.(ist/ais)