BLITAR (Lenteratoday) - Sebagai bentuk protes jalan rusak yang tak segera diperbaiki, hingga sering mengakibatkan kecelakaan. Warga Dusun Jajakan, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar melakukan aksi menanam pohon pisang, Minggu(26/1/2025) malam.
Sesuai Laporan Pengaduan Masyarakat Nomor: LPM/05/I/2025/SPKT/POLSEK KESAMBEN/POLRES BLITAR/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 26 Januari 2025, Kapolsek Kesamben, AKP Burhanudin menyampaikan adanya aksi penanaman pohon pisang.
"Di tengah jalan oleh warga Dusun Jajakan, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben pada, Minggu(26/1/2025) tadi malam," ujarnya, Senin(27/1/2025).
Lebih lanjut dijelaskannya sekitar pukul 20.00 WIB, telah terdapat aksi penanaman pohon pisang di tengah jalan yang berlubang atau rusak, oleh warga masyarakat Dusun Jajakan, Desa Jugo.
Aksi penanaman pohon pisang tersebut dilakukan oleh warga, sebagai salah satu bentuk aspirasi masyarakat. Karena adanya warga masyarakat pengendara kendaraan roda dua (sepeda motor), yang beberapa kali mengalami kecelakaan.
"Bahkan ada yang sampai mengalami patah tulang, beberapa jam sebelum aksi tadi malam. Tapi korban sudah ditolong dan warga sudah membubarkan ketika petugas tiba di lokasi kejadian," jelasnya.
Menindaklanjuti aksi warga tersebut, petugas Polsek Kesamben selain datang ke lokasi juga meminta keterangan saksi, mendokumentasikan dan melaporkannya ke pimpinan.
Sementara itu, salah satu Ketua RT di Dusun Jajakan, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Sunarto menyampaikan kalau kerusakan jalan penghubung desa dan antar kecamatan tersebut, sudah berulang kali dilaporkan ke desa, kecamatan hingga dinas terkait.
"Tapi sampai sekarang belum diperbaiki, padahal sudah banyak warga pengguna jalan yang mengalami kecelakaan akibat terperosok lubang di jalan rusak tersebut," kata Sunarto.
Kerusakan jalan tersebut sepanjang sekitar 3 kilometer, sementara yang ditanami pisang oleh warga kurang lebih 1 kilometer.
Ditambahkan Sunarto, kerusakan ini sudah terjadi sejak 2 tahun lalu. Dimana janjinya, akan segera diperbaiki dengan di cor beton tapi sampai sekarang belum terealisasi pungkasnya.
Reporter: Ais/Editor: Arief Sukaputra
.jpg)
.jpg)