
Surabaya - Rencana Pemkot Surabaya melakukan sekolah tatap muka terus mendapat sorotan dari anggota DPRD Surabaya. Dewan menilai rencana ini masih berisiko tinggi menularkan virus Covid-19.
Juliana Eva Wati anggota Komisi D DPRD Surabaya belum menyetujui hal tersebut. Menurutnya sekolah tatap muka belum mumpuni mengingat resiko yang dihadapi lebih besar.
“Pertama belum tentu sekolah itu menyiapkan 100 persen dengan jarak physical distancing. Apalagi menyangkut anak-anak. Kita juga tidak tahu imunitas dari anak-anak itu sendiri kuat atau tidak,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPRD Surabaya, Selasa (11/8/2020).
Jeje mengungkapkan untuk saat ini sekolah secara daring lebih baik. Meskipun pembelajaran secara daring belum efektif tapi akan meminimalisir resiko yang aka timbul.
“Apakah dinas ini menjamin? Guru-gurunya nya sudah menerupakan sosial distancing atau tidak. Jika memang gurunya sudah melakukan apakah muridnya juga disiplin melakukan physical distancing,” katanya.
Jeje mengatakan terkait biaya daring untuk sisw sudah dianggarkan. Akan tetapi mekanismenya diberikan untuk per wilayah jadi setiap RW ada posnya masing.
“Tetapi bagaimanapun itu bukan masalah biaya tetapi kepada efektifitas dari sekolah dari itu bagaimana. Kalaupun hanya mengandalkan aplikasi, guru tidak ada inovasi. Guru juga harus memiliki inovasi sehingga membuat anak-anak tertarik dan lebih aware dengan sekolah by daring,” pungkasnya. (ard)