12 April 2025

Get In Touch

DPRD Jatim Dorong Regulasi Tata Kelola Pupuk untuk Atasi Kelangkaan

Anggota DPRD Jatim, Ahmad Iwan Zunaih
Anggota DPRD Jatim, Ahmad Iwan Zunaih

SURABAYA (Lenteratoday) – Kelangkaan pupuk bersubsidi kembali menjadi keluhan utama petani di wilayah Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik. H. Ahmad Iwan Zunaih, Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi NasDem yang akrab disapa Gus Iwan, menyatakan bahwa masalah ini sudah menjadi persoalan klasik yang kerap berulang setiap musim tanam.

"Masalah kelangkaan pupuk ini hampir setiap tahun dikeluhkan, baik oleh petani di Gresik maupun Lamongan. Pemerintah harus hadir di tengah masyarakat, memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi yang memadai untuk para petani," ungkap Gus Iwan, Selasa (02/12/20024).

Politisi NasDem tersebut menegaskan pentingnya pemerintah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, untuk memaksimalkan penanganan keluhan ini. Menurutnya, kuota pupuk bersubsidi perlu ditambah agar para petani tidak lagi kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar pertanian mereka.

"Petani sering kali dihadapkan pada pilihan yang sulit: pupuk murah tapi langka, atau pupuk tersedia namun harganya mahal. Ini tidak boleh terus terjadi. Pemerintah harus mengubah regulasi agar distribusi pupuk bersubsidi menjadi lebih mudah diakses oleh petani," jelasnya.

Lebih lanjut, Gus Iwan mendorong adanya peraturan daerah (Perda) yang secara khusus mengatur tata kelola distribusi pupuk bersubsidi. Hal ini dianggap penting untuk memastikan ketersediaan pupuk yang cukup sekaligus mengawasi potensi pelanggaran, seperti penimbunan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

"Bila perlu, aparat harus bertindak tegas terhadap oknum yang menimbun pupuk sehingga terjadi kelangkaan. Ini penting untuk memberikan efek jera," tegas politisi dari daerah pemilihan (Dapil) Gresik dan Lamongan tersebut.

Menurut Gus Iwan, masalah pupuk bukan sekadar urusan teknis, melainkan juga menyangkut keberlanjutan sektor pertanian di Jawa Timur. Ia berharap langkah nyata segera diambil pemerintah untuk mengatasi persoalan ini secara menyeluruh dan berkelanjutan.

"Petani adalah tulang punggung perekonomian daerah. Mereka harus didukung, bukan dibiarkan menghadapi masalah klasik seperti ini setiap tahun," pungkasnya. (*)

Reporter: Pradhita | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.