
Surabaya – KeberadaanPuspa Agro di Jemundo, Sidoarjo yang sampai saat ini sulit berkembang dinilaikarena lokasinya yang kurang strategis. Selain itu juga ada factor manajemenyang dinilai kurang profesional dalam pengelolaannya. Hal itu di sampaikananggota Komisi D DPRD Jatim M Hidayat, Selasa (4/8/2020).
Seperti yang telah diketahui bahwa Pemprov Jatim akanmelakukan pembangunan akses jalan termasuk jalan tol ke Puspa Agro. Hal itusesuai dengan Perpres No.80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan kawasanGerbangkertasusila, kawasan Bromo-Tengger-Semeru, selingkar wilis dan jalurlintas selatan. Dalam Perpres tersebut memuat rencana pembangunan jalan tol tersebutdianggarkan sebesar Rp 200 miliar, dana tersebut diambilkan dari APBD Jatim.
Akan tetapi, anggaran tersebut membengkak menjadi Rp 900miliar. Pembengkakan tersebut diakibatkan beberapa hal termasuk karena masihadanya beberapa lahan yang belum terbebaskan. Untuk memenuhi anggaran tersebutmaka ada kemungkinan proyek tersebut akan dikerjasamakan dengan pihak ketigasehingga bukan murni ditanggung APBD Jatim.
Hidayat menilai sebenarnya kondisi Puspa Agro yang dianggapmati suri ini bukan masalah akses, namun masalah lokasi yang dianggap tidakstrategis. Sehingga pembangunan akses pun masih belum maksimal dalam pengebanganpasar induk sayur tersebut. “Persoalan Puspa Agro sulit berkembang bukan karenajalan akses tetapi lebih karena manajemen kurang profesinal,” kata politisi dariPartai Gerindra ini.
Dia menandaskan, untuk pengembangan puspa agro tersebutdibutuhkan gebrakan dan inovasi dari semua pihak. Sehingga anak perusahaan PTJatim Grha Utama (JGU) sebagai salah satu BUMD Jatim bisa lebih berkembang.Jika tidak ada langkah gebrakan yang inovatif, maka nasib Puspa Agro akan makinterpuruk.
Hidayat menandaskan bahwa salah satu solusi yang bisadilakukan adalah dengan swastanisasi atau cara menjalin kerjasama dengan pihakswasta. Karena itu, maka harus ada perencanaan dan penataan yang serius dan professional.Dengan demikian puspa agro baru bisa hidup kembali.
Namun, lanjut Hidayat, jika Puspa Agro masih digunakan untuktempat transaksi pedagang sayur maka dapat dipastikan akan sulit untukberkembang sesuai dengan yang diharapkan.“Makanya perlu redesain, puspa agromau diproyeksikan untuk apa. Kalau hanya untuk tempat transaksi pedagang sayur,pasti tidak akan jalan lagi,” tegas HIdayat. (ufi)