08 April 2025

Get In Touch

Tri Rismaharini Janji Selesaikan Masalah Air Bersih di Sidoarjo Lewat Normalisasi Kali Porong

Konsolidasi Cagub Jatim Nomor Urut 3 Tri Rismaharini bersama Barisan Santri di Kecamatan Suko, Sidoarjo.
Konsolidasi Cagub Jatim Nomor Urut 3 Tri Rismaharini bersama Barisan Santri di Kecamatan Suko, Sidoarjo.

SURABAYA (Lenteratoday) — Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3, Tri Rismaharini, menegaskan komitmennya untuk mengatasi masalah air bersih yang selama ini menjadi persoalan mendesak di Kabupaten Sidoarjo.

Dalam pertemuan konsolidasi dengan Barisan Santri Ibu Risma-Gus Hans di Kecamatan Suko, Sidoarjo, Risma mengungkapkan rencananya untuk menormalisasi Kali Porong, Kamis (21/11/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Risma menjelaskan bahwa normalisasi Kali Porong akan memungkinkan sungai tersebut menjadi sumber air baku bagi Kabupaten Sidoarjo. Selama ini, kebutuhan air bersih di daerah tersebut harus dipenuhi dengan membeli dari Surabaya, yang menyebabkan harga air bersih lebih mahal dibandingkan daerah lain.

"InsyaAllah nanti kita akan menormalisasi Kali Porong agar bisa menjadi sumber air baku untuk Sidoarjo. Saat ini, Kabupaten Sidoarjo masih membeli air dari Surabaya, dan itu membuat harga air bersih menjadi mahal," ungkap Risma.

Risma yang telah dikenal dengan berbagai program inovatifnya semasa menjabat sebagai Wali Kota Surabaya mengatakan, ia akan mengadaptasi pengalaman serupa dari Surabaya untuk diterapkan di Sidoarjo. Salah satu langkah penting yang pernah ia lakukan di Surabaya adalah membangun pintu air di Kali Mas untuk mengatasi masalah banjir sekaligus mengelola air bersih. Pintu air ini berfungsi menghalangi masuknya air laut saat pasang namun tetap memungkinkan kapal atau perahu melintas.

"Dulu di Surabaya, saya buat pintu air di Kali Mas. Pintu ini saya tutup untuk mencegah air laut masuk, tetapi tetap bisa dibuka saat kapal nelayan lewat. Setelah itu saya keruk sungainya agar airnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat. Hal serupa bisa kita lakukan di Kali Porong," terangnya.

Risma menambahkan, pengalaman Surabaya sebelumnya menunjukkan bahwa tanpa pengelolaan yang baik, air bersih sulit didapatkan terutama pada musim kemarau.

"Dulu, sebelum saya jadi wali kota, kalau musim kemarau, airnya kuning, kotor, bahkan ada uget-ugetnya. Tapi setelah sungainya saya keruk, alhamdulillah sekarang tidak lagi seperti itu,” imbuhnya.

“Memang prosesnya panjang, tapi insyaAllah ini akan memberikan hasil yang baik. Dengan dikeruknya Kali Porong, kita bisa memanfaatkan air baku untuk kebutuhan warga, sehingga tidak perlu lagi membeli dari Surabaya,” katanya.

Risma juga mengungkapkan, dalam pelaksanaannya nanti, proyek ini membutuhkan koordinasi antara pemerintah provinsi dengan kabupaten. Hal ini untuk memastikan pembangunan infrastruktur seperti embung dan pengelolaan sumber air berjalan lancar dan sesuai target. Ia berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini.

Lebih lanjut, Risma menyoroti pentingnya keberanian mengambil langkah-langkah konkret, bahkan jika itu berada di luar lingkup kewenangannya. Ia menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai wali kota, di mana ia mengambil inisiatif untuk mengeruk sungai meskipun hal tersebut sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi.

"Sebenernya itu dulu kewenangan provinsi, tapi saya gregetan. Saya butuh air untuk warga, jadi saya keruk sendiri sungainya. Semua saya urus sendiri, demi masyarakat," tutur Risma.

Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.